Senin, 29 Agustus 2016

Taubat Imam Mukidi

tobat sambel -tuturahmad.com

Taubat Imam Mukidi - Taubat atau tobat (dalam bahasa kita) secara bahasa berasal dari bahasa Arab; taaba, yatuubu, taubatan, yang berarti kembali. Makna kembali di sini adalah kembali dari segala hal yang tercela menurut norma agama.

Sedangkan kalau dilihat secara istilah taubat adalah kembalinya seorang hamba kepada Allah dari segala perbuatan dosa yang pernah dilakukan, baik secara sengaja ataupun tidak sengaja. 

Secara ringkas taubat adalah meninggalkan dan menyesali serta berjanji untuk tidak mengulangi lagi segala perbuatan tercela.

Tumben Soleh
Wuih, tumben ngomongin masalah tobat. Jangan-jangan pemilik blog ini lagi dapat hidayah ya? Hehehe.

Ini sebenarnya tema dadakan, tidak disengaja, dan asal tulis. 

Awalnya sedang blogwalking. Terbang sana, terbang sini. Terus terkaget-kaget ketika menemukan berita seorang pedangdut senior ditangkap polisi karena ketahuan sedang nyabu. Parahnya lagi, ini adalah penangkapan ke tiga kalinya kepada dirinya. 

Kita jangan sebutkan namanya. Kita panggil saja dia Imam. Imam sudah 3 kali ditangkap polisi karena kasus penyalahgunaan narkoba. Pada tahun 2008, dia ditangkap di Medan karena kasus narkoba, dihukum penjara 14 bulan. 

Lalu, pada tahun 2010 kembali ditangkap polisi dengan kasus serupa di apartemennya di Jakarta. Eh, kemarin Sabtu, pelantun tembang Jangan Tinggalkan Aku ini kembali ditangkap untuk yang ketiga kalinya. Sepertinya dapat hadiah gelas deh dari pak polisi.

Tobat Sambel
Di atas sudah dibahas mengenai definisi dan makna taubat/tobat. Dan kita semua sepakat dengan definisi, makna, dan maksudnya. Baik secara agama maupun norma.

Sayangnya, untuk Sang Pedangdut ini tobat yang dia lakukan adalah tobat sambel. Tahu kan, di masyarakat kita ada istilah Tobat Sambel. 

Tobat sambel adalah sebuah majas untuk menggambarkan seseorang yang tidak pernah benar-benar kapok untuk berhenti melakukan sesuatu. Tobat sambel  itu seperti kita makan sambal pedas, saat itu bilang kapok. Tetapi, 'sensasi' pedas yang didapatkan itu seringkali diinginkan kembali, dan akhirnya kita akan memakannya lagi. Itulah yang dimaksud 'tobat sambel'.

“Kata tobat di masyarakat sekarang sudah menjadi sekedar kata seru untuk menyatakan kekagetan atau kekesalan, bukan lagi kata yang bermakna penyucian diri”, ujar Mukidi sok bijak.

“Terus harusnya gimana, Di”, Tanya Mbah Mul.

“Ya sudah saatnya kita kembali ke taubat dalam terminologi agama, karena sesungguhnya Allah itu Maha Penerima Taubat bagi hamba-Nya yang benar-benar bertaubat”, tandas Mukidi sambil meraih gitar

“Hmm, tumben sampeyan jadi soleh, Di. Biasanya ucapan sampeyan banyolan semua, seperti yang beredar di grup-grup BBM dan WA akhir-akhir ini”, ujar Mbah Mul takjub.

“Aku sudah taubat, Mbah”, jawab Mukidi.Tangannya siap memetik gitar.

“Semoga bukan tobat sambel”. Mbah Mul rebahan, siap mendengarkan nyanyian Mukidi.

Malam makin beranjak. Lelangit dihias rembulan perak. Mukidi mulai bernyanyi diiringi suara gitar. Sebuah lagu yang pernah dibawakan oleh pedangdut senior Imam S. Arifin, berjudul Tebusan Dosa.

“Kabar-kabar tentang adzab yang mengerikan
Orang-orang yang menutup mata hati dan inderanya
Berpaling dari seruan kebenaran ajaran Tuhan
Kehancuran, malapetaka baginya

Kabar-kabar tentang nikmat kemuliaan
Orang-orang yang menaklukkan nafsunya dengan taqwa
Melaksanakan seruan kebenaran ajaran Tuhan
Kedamaian, kebahagiaan baginya…”





Kamis, 11 Agustus 2016

3 Syarat Menjadi Blogger Sukses


3 Syarat Menjadi Blogger SuksesMeski sudah cukup lama menjadi seorang blogger, tapi jadi serius belajar menulis di blog itu baru sekitar dua tahunan. Entah sudah berapa puluh blog yang jadi korban dalam rentang waktu sekian tahun itu. Ada yang dihapus, ada pula yang dibiarkan terbengkalai jadi sampah dunia maya. Saat ini hanya ada tiga blog yang serius dikelola, salah satunya adalah blog yang sedang Sobat baca ini.

Rasa malas adalah penyakit teramat klasik yang kerap mengusik. Melahirkan berbagai alasan yang seakan masuk akal dalam membenarkan keengganan menulis. Padahal seorang blogger sejatinya harus memiliki banyak ide keatif dalam menulis. Toh, blog yang dibiarkan tidak akan terisi dengan sendirinya.

Kadang merasa salut untuk blogger lain yang tetap istiqomah dalam “ketaatan”, tetap semangat menulis, melahirkan ide-ide kreatif yang bisa dibagi dengan orang lain.

Apalagi jika melihat para blogger senior yang sudah punya nama dan cukup kesohor di segala penjuru dunia maya. Mereka sudah menjadi blogger sukses, istilahnya mereka sudah menjadi seleblog, kalau tidak salah. Lihatlah, tulisannya bagus-bagus, malah selalu ditunggu oleh pembaca setianya. Blognya selalu hiruk pikuk dikunjungi banyak orang. Kehadirannya selalu ditunggu di tiap kesempatan. 

Koq Bisa?
Dari hasil blogwalking, pengamatan, dan juga obrolan bersama segelintir mereka, setidaknya saya bisa mengambil beberapa kesimpulan kenapa mereka bisa sukses sebagai blogger. Meski dari itu semua, secara general bolehlah saya sebut mereka sedang menikmati buah dari berproses.

Proses yang mereka lakukan untuk menjadi seorang blogger sukses tentu amatlah panjang. Ada dua hal yang kita butuhkan untuk bisa menyamai mereka dalam mengelola blog: konten berkualitas dan loyalitas pembaca. 

3 Syarat Menjadi Blogger Sukses
Kesimpulan saya adalah untuk bisa sukses menjadi seorang blogger setidaknya kita harus memiliki tiga syarat, yaitu.

Kesabaran. 
Menjadi orang yang sabar itu sangat susah, Jenderal! Takheran, Allah Swt, memberi pahala surga untuk orang-orang yang bersabar. Betul gak? 

Sebuah blog yang sukses tercipta dari rentang waktu dan usaha yang gigih dan takkenal menyerah. Sebuah proses yang hasilnya tidak akan muncul dengan cepat dalam semalam. Sangat penting untuk menyadari ini dari awal jika memang kita mau konsen di blog.

Intinya sebuah blog yang sukses adalah upaya "jangka panjang" dan yang namanya jangka panjang tentunya kesabaran adalah modal utama dalam menajalaninya. Ini adalah salah satu kualitas yang paling penting dari seorang blogger.

Kredibilitas
Nah ini dia, sebagian besar lalu lintas dari sebuah blog yang sukses dikarenakan konten yang unik, serta kredibilitasnya. Entah mesti menyebutnya apa ya? Konten yang membangun kredibilitas atau kredibilitas yang membangun konten?

Tapi saya lebih setuju konten yang membangun kredibilitas deh. Jika kita menulis konten blog yang unik, berkualitas, bermanfaat dan kemudian berdampak membawa kebaikan kepada pengunjung maka kredibilitas akan terbangun karenanya.

Ketika kredibilitas sudah terbangun maka pengunjung akan percaya pada setiap tulisan kita, jika sudah begini maka kita memiliki pembaca setia.

Konsistensi
Selain kesabaran hal lain yang terasa berat adalah konsistensi. Kredibilitas sudah ada nih, nulis konten berkualitas sudah jago, tapi kadang kita belum mampu konsisten dalam menjalaninya. Padahal ibarat membangun rumah, konsistensi adalah proses finishingnya. Konsistensi yang menjadikannya terbentuk, layak huni dan layak dikunjungi juga dipercaya.

Dengan konsistensi kita dapat mempertahankan aliran ide menulis agar mampu terus menerus memperbaharui blog. Konsistensi dalam jadwal memposting juga bisa menjadi ciri khas kita, nantinya orang dapat menjadwalkan kunjungan mereka sendiri sesuai jadwal postingan kita. Semakin sering kita menulis, semakin banyak orang akan mengunjungi, sehingga loyalitas mereka akan tumbuh semakin kuat.

Itulah kiranya syarat menjadi blogger sukses yang merupakan kesimpulan saya dari hasil blog walking, pengamatan, obrolan, dan wangsit terhadap mereka yang telah sukses menjadi blogger. 

Namanya juga pengamatan, boleh jadi berbeda sudut pandang tiap orang. Mungkin Sobat semua punya hal lain yang menjadi syarat suksesnya seorang blogger, jangan sungkan silahkan berbagi di sini.

Salam.

Kamis, 04 Agustus 2016

Spirit of Creativity. Memacu Adrenalin Di Situ Cileunca

arung jeram situ cileunca
Bergelayun, dan melesat di seutas tali baja di atas danau. Mengarungi sungai dan jeramnya sambil teriak. Aaahhhh! Byuurrr! Itu adalah salah dua kegiatan yang dilakukan civitas Sygma Media Innovation di Situ Cileunca, pada Sabtu, 29 Juli 2016 kemarin.

Tidak hanya flying fox dan arung jeram saja, fun outing yang bertema Spirit of Creativity ini juga sebelumnya melakukan pemanasan dengan beberapa permainan kekompakan, asah konsentrasi dan kreatifitas.

------

Berangkat dari kantor di bilangan Babakan sari, Kiaracondong, sekitar jam 07 pagi. Berpuluh orang diangkut dengan 7 kendaraan pribadi. Sengaja berangkat pagi karena khawatir terjadi kemacetan di akhir pekan, apalagi tempat yang kami tuju adalah kawasan wisata.

Situ Cileunca terletak di Desa Warnasari, kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Sekitar 45 Km dari Bandung, perlu waktu sekitar 2 jam untuk mencapai lokasi. Itu kalau pakai kendaraan pribadi, kalau pakai kendaraan umum pasti lebih lama. Ga kebayang deh, sumpeh.

Tapi ga bakalan nyesel deh kalau main ke sana, suer. Sepanjang jalan selepas Banjaran kita akan disuguhi pemandangan indah khas pegunungan. Apalagi kalau sudah dekat ke Cileunca-nya, di kanan-kiri jalan terbentang kebun pinus, di kejauhannya menjulang gunung-gunung. Entah gunung apa, saya berpikir mungkin itu Gunung Tiga Jari, tempat dihukumnya Sun Go Kong, hehehe.

arung jeram situ cileunca
Pemanasan dulu dengan game yang interaktif dan kreatif
Perjalanan, kehebohan di jalan, rundown acara, dan menu makan siang tidak akan saya bahas di sini. Saya hanya akan membahas dua kegiatan yang lumayan berkesan dan membuat adrenalin saya terpacu.

Flying Fox
Ini game yang membuat saya deg-degan dan perut mules. Secara gitu lho, saya itu orang yang takut ketinggian. Eh, sekarang malah disuruh gelayutan dan melesat di ketinggian, melintasi danau pula, dari sisi satu ke sisi satunya lagi. Ada mungkin berjarak 500 meteran mah.

arung jeram cileunca
Ini dia jalurnya, mengerikan bukan?
Saya memilih giliran terakhir. Pura-puranya ngatur peserta, bantuin pasangin tali, dll. Padahal ngerasain nih jantung dag-dig-dug, dan perut mules. Saya ngebayangin;  gimana kalau ketika meluncur tiba-tiba di tengah-tengah danau berhenti. Padahal di tengah-tengahlah titik terendah tali terhadap permukaan danau. Terus, ketika berhenti gimana kalau tiba-tiba ada buaya raksasa muncul, atau anakonda yang loncat, atau gurita raksasa, atau mak Lampir, atau Karin Novilda yang loncat dari dalam air dan meluk saya. Owww...

Hingga akhirnya tibalah giliran saya. Asli deh, lutut terasa gemetar ketika menaiki tangga. Makin gemetar ketika sudah sampai di atas, makin gemetar ketika petugas memasangkan alat pengaman. 

Dan, saya didorong dengan tidak berperikemanusiaan! Dalam hitungan detik saya serasa hilang kesadaran, tidak teriak apalagi tertawa. Baru kemudian angin menyadarkan saya, dan saya harus teriak, aaahhhhh....Allahu Akbaaarrr...!

flying fox cileunca
Foto ini bukan saya, sumpah. ini Mr. Eman
Siing! Saya meluncur di atas danau berair hijau (atau biru? Entahlah, saya masih shock). Jarak 500 meter sebenarnya sebentar untuk flying fox, saya pun melihat demikian ketika orang lain melakukannya. Tapi bagi saya lumayan punya waktu untuk benar-benar menikmatinya. Saya baru benar-benar menikmati ketika sudah lebih separuhnya jarak terlewati. Kilatan air danau yang tertimpa sinar matahari laksana taburan pecahan kaca. 

Melihat ke depan, pucuk-pucuk daun bambu bergoyang. Seketika, saya teringat film Croucing Tiger Hidden Dragon, dimana ada adegan Chow Yun Fat loncat-loncatan di pucuk-pucuk pohon sambil menenteng kresek hitam berisi bala-bala dan sorabi panas.

flying fox cileunca
Menyebrang kembali. Sekarang senyum, tadinya teriak dan pucat
Jleg. Akhirnya sampai juga dengan selamat di seberang. Masih deg-degan, masih gemeteran, tapi ada kepuasan, tapi ada kesenangan. Hingga nyeberang lagi dengan perahu, tali baja dari ujung ke ujung saya tatap; gila, bisa juga gua akhirnya. Sampai lagi di seberang, kok jadi pengen naik lagi ya? 

Ternyata ketakutan itu bukan untuk dihindari tapi dihadapi.

Arung Jeram
Jujur deh, ini adalah kegiatan yang baru pertama kali saya lakukan. Seumur-umur belum pernah. Sering mendengar namanya, arung jeram, tapi belum sekalipun melakukannya. Paling banter waktu kecil, mandi di sungai menaiki batang pohon pisang yang dipasak berjejer. Itupun kalau masuk kategori arung jeram.

Wisata di situ Cileunca memang arung jeram primadonanya. Tempatnya di sungai Palayangan, yang sumber airnya adalah situ Cileunca.

flying fox cileunca
Istirahat sambil menikmati kelapa muda. Nyam..nyam..
Sebelum naik perahu, kami dibriefing dulu sama pendamping di sana. Sumpah lucu parah. Tuh si pendamping, yang ngakunya bernama Kang Raja cara menyampaikannya begitu kocak, serasa menonton Stand Up Comedy deh.

"Ingat, kalau anda kecebur atau jatuh ke sungai jangan panik. Kami sudah sediakan tim rescue di pinggir sungai. Nanti tim rescue akan melemparkan tali kepada Anda dan berteriak' Tali..tali..tali'. Ambillah ujung talinya, nanti tim reshcue akan menarik Anda. Awas, jangan salah pendengaran ya, mentang-mentang kecebur terus panik, tim rescue teriak tali..tali, eh kedengarannya tai..tai, jadi we menghindar. Susah jadinya".

arung jeram cileunca
Kang Raja in action. Menjelang arung jeram
Itu salah satu gaya menerangkan Kang Raja. Kontan membuat kami terbahak. Lumayan mengendurkan ketegangan.

Kami tidak langsung nyebur ke sungai, tapi mendayung dulu dari tepian situ Cileunca hingga pintu air. Pintu air inilah selain pengendali debit air juga sebagai hulunya sungai Palayangan. Selama mendayung ke pintu air kami banyak diberi arahan oleh pemandu bagaimana berarung jeram yang baik dan aman. Ada beberapa istilah dari pemandu yang mesti diperhatikan nantinya, misalnya boom, itu istilah yang memberitahukan kalau di depan ada jeram, kita diperintahkan untuk berpegangan dan menundukkan badan. Terus ada istilah goyang, ini dilakukan ketika perahu nyangkut di bebatuan, fungsinya agar perahu bisa bergeser dan kembali melaju. Pemandu membebaskan gaya bergoyangnya seperti apa, bisa goyang ngebor Inul Daratista, goyang gergaji Dewi Persik, goyang ngecor Uut Permatasari, atau goyang itik Zaskia Gotik. Terserah!

arung jeram cileunca
Mendayung sampai jauh. Berat juga mendayung itu ya...
Setelah sampai di pintu air, kami turun dan beramai-ramai menggotong perahu menyeberangi jalan kemudian turun ke sungai. Kurang lebih ada 6 perahu yang siap meluncur.

Bagi yang sudah terbiasa atau petualang profesional, sungai Palayangan mungkin bukan apa-apa. Tapi bagi kami, yang lebih banyak hidup di ruangan ber-AC, duduk dan menatap komputer maka ini adalah petualangan yang luar biasa.

Satu per satu perahu melaju. Saya dan tim ada di posisi ke lima. Arus air sungainya begitu besar, jernih dan dingin. Di kiri dan kanan sungai dipagari tebing tanah dan pohon-pohon pinus.

Selang beberapa saat dari depan terdengar teriakan-teriakan histeris diiringi tertawa. Dan benar saja, di depan sudah menunggu jeram. Boom! Teriak pemandu. Sontak kami menundukkan badan dan berpegangan erat dengan tali-tali di perahu. 

Dan, Byyuurrr! Perahu kami nyungsep, setengahnya ditelan jeram. Kami teriak, terutama saya, entah kenapa kami teriak. Kaget, takut, atau senang? Entahlah, seolah memang semestinya begitu. Tapi kemudian setelah lepas dari jeram kami semua tertawa.

arung jeram cileunca
Ekspresi tanpa rekayasa.
(tapi yang baju merah ga segitunya juga keless)
Badan basah, dingin mulai merayap, tapi seolah kami ketagihan meluncur di jeram. Hingga tibalah di jeram yang paling tinggi dan dalam. Namanya Curug Domba. Jangan bertanya kenapa dinamai Curug Domba. Saya juga tidak tahu.

Di jeram Curug Domba ini teriakannya paling kenceng, paling histeris, ekspresi pesertanya paling heboh (bisa dilihat di foto), paling banyak minum air. Iyalah, pas meluncur kita teriak, mulut lagi mangap berliter-liter air menerpa. Kenyang deh.

Setelah Curug Domba, jeram-jeram selanjutnya relatif landai dan tidak membahayakan. Tidak terasa dua jam sudah kami mengarungi sungai Palayangan. Dari hulu sungai hingga finish berjarak kurang lebih 5 kilometer. Setelah nyampe finish, serentak para peserta berloncatan ke sungai. Kesegaran dan kejernihan air sungainya begitu menggoda. Pengennya sih berenang terus tapi apa daya dinginnya minta ampun.

Dari pemberhetian akhir ke camping ground kami dijemput dengan mobil bak, mobil yang memang khusus menjemput para peserta arung jeram. Tadinya saya mau pulangnya naik perahu karet lagi, mendayung ke hulu, tapi sayang tidak ada petugas yang mau saya ajak mendayung. Hehehe..

arung jeram cileunca
Meskipun baju orange tapi hati tetap biru. I Love Persib #VikingOrange
Singkat cerita, acara beres sekitar jam 4 sore. Setelah makan, foto-foto, dan pembagian kaos kamipun pulang. Pulang membawa kesenangan, keseruan, kenangan, semangat sekaligus lelah. Capek dan perut kenyang adalah dua alasan tepat untuk segera tidur dalam mobil.

arung jeram cileunca
Horeee..... I'll be back!
I'll be back!
Kembali ke Bandung, kembali ke rutinitas, memupuk jenuh, menanam lelah. Hingga suatu saat nanti tiba saatnya untuk melepasnya. Dengan arung jeram lagi, flying fox lagi? Entahlah.




WAJIB TAHU! INILAH CARA MENGETAHUI MADU YANG ASLI

Cara membedakan madu yang asli Meski madu bisa dibeli di banyak tempat, nyatanya tidak semua madu yang ditawarkan adalah madu asli. Banyak o...