Tinggal hitungan hari kita meninggalkan tahun 2015. Itu
artinya kita akan memasuki tahun baru 2016. Berbagai kebiasaan dilakukan tiap
orang dalam menyambut (merayakan) tahun baru ini. Meski kalau kita jujur perayaan
ini lebih banyak mudharatnya daripada manfaat.
Apa saja kebiasaan perayaan tahun baru itu? Si Akang ini
akan coba kupas satu persatu berdasarkan pengamatan selama ini setiap
pergantian tahun. Bermanfaatkah?
Meniup Terompet.
Kenapa mesti terompet yang ditiup? Kenapa bukan suling?
Kalau niup suling mungkin takut dikira lagi dangdutan ya, hehehe.
Begitu banyak sumber yang menjelaskan asal muasal tradisi
meniup terompet di tahun baru ini. Tapi saya yakin para peniup terompet ini
tidak mempedulikan sejarah atau apapun, bagi mereka tradisi ini artinya
kemeriahan dalam perayaan tahun baru. Baiklah. Cuman pertanyaan saya, ketika
pergantian tahun terus niup terompet, biar ngapain?
Si Akang ini seumur hidupnya belum pernah ikut-ikutan
niup terompet dalam perayaan pergantian tahun (masuk kategori ga gaul ya gue?).
Karena saya sampai saat ini belum menemukan manfaat meniup terompet di malam
tahun baru, baik secara medis ataupun ekonomis. Belum lagi kalau dilihat dari
kacamata agama kelakuan itu jauh banget dari sunnah. Bener loh, bukannya sok
alim.
Info terbaru malah menyebutkan meniup terompet di tahun
baru berpeluang terjangkitnya berbagai penyakit. Nah loh. Dari apa yang saya
dengar dan baca diberita, dari meniup terompet kita bisa saja terjangkit penyakit
hepatitis, flu, kanker mulut, TBC, bahkan Aids.
Kok bisa? Ya bisalah. Perlu anda-anda tahu (ciee),
sebelum kita beli dan tiup setidaknya ada 3 orang yang telah lebih dulu meniup
itu terompet. Pertama yang bikin tuh terompet, wajar dia tiup, tentunya dia
pengen mastiin kalau terompet yang dia buat berbunyi. Kedua pedagang, dia ga
mau barang jualannya cacat yang nantinya ga laku. Berkurang deh penghasilan.
Ketiga pembeli lain sebelum kita. Biasanya sebelum beli terompet kita akan
nyobain tuh satu-satu terompet yang akan kita beli, karena takutnya udah dibeli
ternyata ga bunyi. Setelah dapat yang pas bunyinya baru deh dibayar. Sampai
sini dah kebayangkan darimana aja tuh penyakit?
Kebayang gimana kalau ketiga orang itu semuanya - atau
mujurnya satu orang- berpenyakit. Terus terompet yang sudah tertular itu kita
beli, kita tiup, kita bawa ke rumah. Di rumah, istri atau suami nyobain niup, terus
dikasih deh tuh terompet ke anak kita. Ya Tuhan, sekeluarga akan terjangkit
penyakit.
Pesta Semalaman
Pesta semalaman biasanya dilakukan di area publik; alun-alun, monumen,
lapangan, dll. Semalaman begadang nungguin detik-detik pergantian tahun. Dari
sore sudah persiapan. Dandan rapi jali. Berduyun-duyun mendatangi lokasi. Beli
ini itu. Lupa deh solat magrib sama isya.
Parahnya lagi, besoknya, menurut petugas kebersihan, di
area tempat-tempat kejadian banyak ditemukan botol-botol miras, jarum suntik
narkoba, bungkus obat terlarang, bahkan kondom bekas! Astagfirullah.
Resolusi apa yang kalian canangkan di tahun depan jika
dalam penyambutannya saja penuh dengan kemaksiatan.
Maksudnya bakar-bakar ayam, jagung, ikan atau daging
kambing. Apakah ini ga boleh? Bolehlah! Cuman tolong niatnya bukan untuk
merayakan tahun baru. Niatkan aja makan enak bareng keluarga, biar sehat. Kalau
sehat kan bisa ibadah dengan nyaman, sekolah, mencari nafkah giat. Sekalian
obrolin resolusi untuk tahun depan bareng keluarga, dan komitmen dalam
menjalankannya.
Yang ga bener tuh beli ini itu, ayam, daging dan
sejabanya dengan niat hanya untuk merayakan pergantian tahun. Apalagi
dibela-belain ngutang. Duh.
Konvoi Di Jalanan
Konvoi di jalanan ini disamping membahayakan si pelaku juga bikin
kesel pengguna jalan yang lainnya. Setiap malam pergantian tahun selalu saja
ada kecelakaan dari para pengendara yang melakukan konvoi, terutama yang
menggunakan kendaraan roda dua.
Berkonvoi keliling kota, sambil meniup terompet,
boncengan lebih dari dua orang, dengan tanpa memakai helm. Parahnya lagi,
biasanya dalam keadaan teler. Gusti, bikin geregetan lihatnya. Kenapa ga pada
diem aja sih di rumah?
Bakar Petasan dan Kembang Api
Bagi sebagain pesta kembang api dan petasan ini bentuk dari kemeriahan
dalam penyambutan pergantian tahun. Tapi sayang lho itu duit dibuang-buang
hanya buat beli kembang api dan petasan. Lumayan mahal kembang api yang meledak
diangkasa tuh. Kalau engga salah mulai dari 25.000 yang kecil, hingga ratusan
ribu. Katanya ini juga, da sayamah belum pernah beli.
Coba kalau duitnya disedekahin, itung-itung nambal amal
setahun kelewat yang banyak bolongnya, atau sebagai inden amalan untuk tahun
besok sambil berdoa sama Allah semoga diberi keistiqomahan dalam kebajikan.
Subhanallah, mantep ga tuh!
Kalau kebiasaan saya di malam pergantian tahun gimana? Ga
gimana-gimana. Si Akang ini paling cuman kumpul di rumah seperti biasanya.
Ngopi bareng anak dan istri. Nonton tivi. Terusan kita ngebahas setahun yang
telah lewat. Apa pencapaian kita sebagai keluarga, sebagai suami, sebagai
istri, dan sebagai anak. Apa yang kurang dan apa yang lebih.
Ngebahas rencana di tahun yang akan datang. Resolusi apa
sebagai pribadi dan sebagai keluarga. Ga muluk-muluk, yang sederhana saja dan
mampu dijalanin. Misalnya ke anak ditantang untuk lebih bisa bangun pagi, solat
tepat waktu, dan nambah hafalan Qurannya.
Yang penting target kami adalah ada peningkatan kebaikan
dari tahun ke tahun baik sebagai individu maupun sebagai keluarga. Dan berharap
setiap kebaikan itu bisa menular ke lingkungan sekitar, dan menumbuhkan
kebaikan-kebaikan pula. Aamiin. Insya Allah
LAGI MALES TAHUN BARUAN HEHEHE
BalasHapusnyari istri baru we
HapusTahun baru di rumah aja, cuma main kembang api. pusing dgn kemacetannya itu.
BalasHapusBetul banget. Sy jg mending nonton film 3 bagus. Sedang siapin reviewnya. Makasih dah mampir
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapus