“... Pada
hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan
nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu...” (al-Mâidah. 5:3)
Alhamdulillah, hari ini
tepatnya tanggal 21 Juni 2015, saya milad yang kesekian :) Dari sekian
banyaknya nikmat yang disyukuri saya adalah nikmatnya ber- ISLAM. Nikmat yang
tiada taranya.
Sungguh,
Allah telah memilihkan bagi saya agama yang kokoh dan sempurna dalam segala
urusan, diantaranya; masalah aqidah, ibadah, muamalah, akhlaq, politik dan
sebagainya. Jadi, nikmat Tuhan yang manakah yang engkau dustakan?
Kemarin,
saya baca status seseorang di medsos yang mengatakan bagi dia agama adalah
ibarat pakaian. Laiknya pakaian apabila sudah bosan atau usang maka bolehlah
berganti pakaian. Malah parahnya lagi, kalau memang tidak berpakaian akan lebih
baik maka tidak usahlah berpakaian. Dengan telanjang kita akan menemukan kesejatian,
itu kata dia. Iya gitu? Sepertinya dia sudah jadi sufi :D
Saya
bukan orang soleh atau pinter. Tapi ketika agama dianggap pakaian yang dengan
mudah dan ringan bisa dibuka, diganti, atau malah dilepas permanen, kok malah
bingung ya. Saya yang oon atau dia yang sok pinter padahal sebenarnya koplak?
Bagi saya pribadi agama
bukan saja sebagai identitas tapi juga tujuan dalam beraktifitas (ibadah). Agama adalah
sistem nilai yang membuat norma-norma, dimana norma-norma tersebut menjadi
kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan keyakinan
agama yang dianut.
Dengan beragama
memberikan saya kemantapan batin, rasa bahagia, rasa terlindungi, rasa sukses
dan rasa puas. Sudah fitrah manusia membutuhkan agama, sudah dari sononya kita
diciptakan dengan kecenderungan beragama. Agama memiliki fungsi yang vital,
yakni sebagai salah satu sumber hukum atau dijadikan sebagai norma. Dengan
beragama kita jadi punya acuan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang
boleh dan mana yang tidak boleh.
Tinggal
masalahnya adalah benarkah agama yang saya anut? Saya tidak sedang membicarakan
perbandingan agama di sini. Saya hanya akan membicarakan agama yang saya anut
dan yakini, serta syukuri. Islam.
Sebagaimana
kalimat di awal betapa nikmat yang paling saya syukuri di hari milad kali ini
adalah nikmatnya ber-Islam. Sebuah agama yang sempurna, komplit dan tanpa cela.
Sehingga tidak perlulah saya berganti "pakaian" ini dengan "pakaian"
lain. Atau malah melepasnya permanen, sepertu status sufi koplak di atas. Atau
seperti aktor (yang katanya) kawakan yang memutuskan murtad karena sudah
"bosan" dengan agama ini. Kasihan aktor itu, di film jadi " Sang
Pencerah", tapi hidupnya tidak tercerahkan.
Tapi kita
hargai itu. Itu pilihan hidupnya. Sebab sudah jelas yang benar itu benar, yang
buruk itu buruk. Jangan pernah terpengaruh dengan propaganda kaum SEPILIS yang
mengatakan semua agama benar! Pemikiran yang koplak!
"Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam,
dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi." (Ali ‘Imrân. 3:85)
Cukuplah
kiranya ayat surat Ali Imran ayat 7 ini jadi doa dalam milad saya kali ini,
semoga jadi doa kita semua.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ
هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّا
Rabbabaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana
Min-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong
kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada
kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi
(karunia).” (QS. Ali Imran: 7)
Aamiin.
wow... luar biasa, barakallah met milad ya pak ahmad
BalasHapushehehe..nuhun bu Rani
Hapus