Anak pertama saya Hasya, alhamdulillah Ramadhan tahun ini cukup "serius" menjalankan puasanya. Saya katakan serius karena puasanya sempurna dari imsak hingga bedug magrib. Tidak seperti taun-tahun sebelumnya; pagi puasa, siangnya buka, setelah itu kembali puasa, nanti waktunya ashar buka lagi, terus puasa lagi hingga magrib tiba.
Tapi saya maklumi itu, Hasya masih kecil. Sekarang usianya mau 7 tahun.
Sudah mau masuk SD. Di delapan hari Ramadhan ini Hasya baru sehari batal, itu
di hari kedua. Mungkin karena belum terbiasa. Hari-hari selanjutnya
Alhamdulillah lancar. Dia main seperti biasa tanpa merengek-rengek lagi minta
makanan.
Dari sekian aktifitas selama Ramadhan, waktu sahurlah yang kelihatan
begitu susah Hasya lakukan. Sebagai orang tua, kami rada kesulitan ketika
membangunkan dia untuk makan sahur. Mungkin (dan emang pasti) masih ngantuk dan
udara dingin (maklum Lembang bro). Dibutuhkan waktu setengah jam untuk bisa
membangunkan Hasya.
Masalah susah melaksanakan sahur sebenarnya bukan cuman masalah
anak-anak belaka. Orang dewasapun tak jarang begitu malas untuk bersantap
sahur. Saya pun demikian. Diperlukan niat ekstra kuat dan ilmu untuk bisa
dengan ringan bangun untuk bersantap sahur. Syukur-syukur kalau kita bangunnya
beberapa jam ke santap sahur, jadi kita bisa Qiamulail dulu, tilawah dulu.
Pentingnya makan sahur bukan hanya terletak di makan dan minumnya saja
yang akan menguatkan puasa di siangnya, tapi juga keberkahan dan keutamaan yang
terkandung di dalamnya.
Dikutip dari berbagai sumber, saya coba tuliskan tentang pengertian
sahur dan keutamaannya buat kita semua, semoga bermanfaat.
Sahur berasal dari kata sahar,
yang artinya akhir malam, atau waktu menjelang subuh. Lawan katanya ialah ashil, akhir siang. Adapun secara
istilah Sahur adalah segala sesuatu yang dikonsumsi pada waktu sahur, baik itu berupa makanan, susu,
tepung (dan sebagainya).
Pada awalnya, perintah puasa
adalah sama dengan apa yang ditetapkan bagi Ahlul kitab, yaitu tidak makan,
minum, dan berhubungan badan setelah tidur (diwaktu malam). Artinya jika salah
seorang diantara mereka tidur, maka dia tidak makan, minum dan berhubungan
badan sampai malam berikutnya. Dan
setelah di nasakh, Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam memerintahkan untuk sahur
sebagai upaya untuk membedakan antara puasa kita dengan puasa Ahlul Kitab.
Dari Amr' bin al 'Ash
Radhiallahu'anhu, Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam bersabda:
"Perbedaan antara puasa kita dengan puasa Ahlul kitab terletak pada makan
sahur."
Banyaklah hadits nabawi yang menyebutkan kalau Nabi saw. sangat
menganjurkan umatnya untuk makan sahur ketika mengerjakan puasa, diantaranya
adalah :
Rasulullah
Saw bersabda, “Barangsiapa yang mau berpuasa hendaklah sahur dengan
sesuatu.” (HR. Ibn Abi Syaibah, Abu Ya’la dan al-Bazzar)
Dalam
riwayat lain, beliau juga bersabda, “Makan sahurlah kalian karena dalam
sahur ada barakah.” (HR. Bukhâri dan Muslim)
Beliau
juga bersabda, “Sahurlah kalian walaupun dengan seteguk air.”(HR.
Abu Ya’la)
Keberadaan sahur sebagai barakah sangatlah jelas,
karena dengan makan sahur berarti mengikuti sunnah, menguatkan dalam puasa,
menambah semangat untuk menambah puasa karena merasa ringan orang yang puasa.
Makanan Sahur, makanan yang diberkahi (ilustrasi) |
Dengan makan sahur juga berarti kita telah
menyelisihi Ahlul Kitab, karena mereka tidak melakukan makan sahur. Oleh karena
itu Rasulullah saw. menamakannya dengan makan pagi yang diberkahi sebagaimana
dalam dua hadits al-Irbath bin Syariyah dan Abu Darda ra: “Marilah menuju
makan pagi yang diberkahi, yakni sahur.”
Waktu sahur adalah saat-saat yang berkah karena Allah dan
malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang sahur. Mungkin barakah sahur
yang tersebar adalah karena Allah akan meliputi orang-orang yang sahur dengan
ampunan-Nya, memenuhi mereka dengan rahmat-Nya, malaikat Allah memintakan
ampunan bagi mereka.
Disunnahkan mengakhirkan sahur sesaat sebelum
fajar. Nabi saw. dan Zaid bin Tsabit ra. melakukan sahur, ketika selesai makan
sahur Nabi saw. bangkit untuk sholat subuh, dan jarak (selang waktu) antara
sahur dan masuknya sholat kira-kira lamanya seseorang membaca lima puluh ayat
di Kitabullah.
Naahh, setelah tahu keutamaan dan keberkahan
sahur masihkah kita bermalas-malasan? Seorang muslim hendaknya tidak
menyia-nyiakan pahala yang besar ini. Bersantap sahur sejatinya menyantap
hidangan keberkahan dari Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk menyisipkan kode pendek, gunakan <i rel="code"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan kode panjang, gunakan <i rel="pre"> ... KODE ... </i>
Untuk menyisipkan gambar, gunakan <i rel="image"> ... URL GAMBAR ... </i>