Tampilkan postingan dengan label Review. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Review. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 17 September 2016

Festival Siti Nurbaya 2016: Sebuah Etalase Kejelitaan Budaya Minang

Tuturahmad.com - Kalau ada yang bertanya, apa yang Anda tahu dari kota Padang selain Rendang dan Malin Kundang? Jawabannya adalah Siti Nurbaya. Tanpa bermaksud mengecilkan ikon terkenal lain di Kota Padang, cerita Siti Nurbaya memang telah menjadi legenda bukan saja bagi warga Minang sendiri tapi juga bagi bangsa Indonesia.

Berkisah tentang jalinan cinta antara Siti Nurbaya dan Syamsul Bahri.  Tapi sayang, kasih mereka tak sampai hingga pelaminan dikarenakan kawin paksa yang mesti dijalani Siti Nurbaya. Siti Nurbaya dipaksa untuk menikah dengan Datuk Maringgih yang seorang rentenir tua, sebagai pelunas hutang keluarganya.

Kisah lengkapnya saya yakin semua sudah sama-sama hafal. Siti Nurbaya dan Syamsul Bahri pada akhirnya menemui kematian, konon mereka dimakamkan berdampingan di Bukit Padang. 

Sad ending memang, tapi matinya tokoh utama cerita tidak lantas membawa mati pula sejarah novel terbitan Balai Pustaka ini. Siti Nurbaya jadi legenda. Kelihaian bercerita Marah Rusli yang menggambarkan realita kehidupan sosial masa itu mampu memberikan kekuatan lain, hingga cerita ini seolah nyata dan benar-benar terjadi.

Hingga kini novel Siti Nurbaya menjadi salah satu bacaan wajib para siswa ketika mempelajari kesusasteraan Indonesia. 

Festival Siti Nurbaya
Kini Siti Nurbaya kembali terlahir. Tetapi bukan sebagai seorang gadis jelita berambut panjang bak mayang terurai yang santun budi pekertinya. Siti Nurbaya yang sekarang adalah sebuah festival kebudayaan


Panggung Utama Festival Siti Nurbaya 2016. Megah (Foto: Doc. SMI)
Festival Siti Nurbaya namanya. Festival ini merupakan festival tahunan yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Padang. Festival Siti Nurbaya bertujuan untuk mengangkat budaya Minang serta menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk berwisata ke Kota Padang. Festival ini pertama kali digelar pada tahun 2011. 

Festival Siti Nurbaya tahun ini bertempat di Pantai Muaro Lasak atau Tugu Perdamaian, Kota Padang. Berlangsung mulai tanggal 7-10 September 2016.

Kemeriahan Festival Siti Nurbaya
Pada Festival Siti Nurbaya yang ke 6 ini masyarakat Kota Padang disuguhi bermacam hiburan yang rancak bana. Dunsanak bisa merasakan kemeriahan festival mulai dari pembukaan hingga penutupan. Ada pun kegiatan yang diadakan adalah,
  • Karnaval dan Perahu Hias Festival Siti Nurbaya 
  • Lomba Salaju Sampan
  • Lomba Maelo Pukek 
  • Lomba Panjat Pinang
  • Lomba Permainan Anak Nagari (Enggrang, Sepak Rago, Tarompah Tampuruang) 
  • Lomba Manggiliang Lado 
  • Lomba Mangukua Karambia 
  • Lomba Malamang antar SMA
  • Lomba Membuat Teh Talua
  • Lomba Vokal Grup Lagu Minang Tingkat 
  • Lomba Sosial Media:
        - Lomba Instagram (Foto dan Video)
        - Lomba Blog
        - Lomba Facebook
        - Lomba Twitter
        - Lomba Email Kuesioner
        - Lomba Campaign BBM
        - Lomba Campaign Whatsapp

  • Lomba Fotografi
  • Gathering Komunitas “The Harmony Collaboration”
  • Nonton Bareng Film Anak Nagari
  • Pentas Seni 

Banyaknya kegiatan yang menampilkan beragam sajian budaya nagari ternyata mampu membuat warga Kota Padang berduyun-duyun ke lokasi acara. Tidak sedikit pula warga dari luar Kota Padang yang datang, bahkan wisatawan mancanagara. 

Kolaborasi Semua Elemen Masyarakat
Pada Festival Siti Nurbaya tahun ini pihak penyelenggara lebih memperluas keterlibatan elemen masyarakat dalam setiap kegiatan festival. Jika dulu hanya melibatkan tingkat kecamatan saja, maka tahun ini elemen masyarakat yang terlibat mulai dari tingkat RT/RW, pegawai SKPD, masyarakat umum, beberapa komunitas, dan tidak ketinggalan para pemuda Kota Padang.

Keterlibatan pemuda dalam Festival Siti Nurbaya diharapkan dapat membangkitkan kecintaan akan keragaman budaya lokal dan sekaligus menjadi pewaris yang mampu menjaganya. Sehingga kedepannya budaya Minang dapat terus berkembang di tengah-tengah masyarakat utamanya anak muda.

Perlombaan Yang Mengangkat Budaya Lokal
Ada beberapa perlombaan yang memang berangkat dari budaya dan tradisi lokal yang menarik minat pengunjung, diantaranya perlombaan Selaju Sampan atau perlombaan dayung sampan. Perlombaan ini adalah budaya dari masyarakat pesisir selatan Sumatera sebagai ajang perekat tali persaudaraan.


Perlombaan Salaju Sampan (Foto: Doc. SMI)
Lomba Maelo Pukek, yaitu lomba menarik jala ikan di pantai. Maelo Pukek adalah cara tradisional nelayan masyarakat Minang untuk menangkap ikan di pinggir laut atau pantai. Kegiatan ini memerlukan banyak orang yang terlibat.

Sebelum menarik jala, mereka terlebih dahulu harus berlayar ke tengah pantai untuk menebar jaring. Setelah jaring disebar, nelayan kembali ke tepi pantai, untuk menarik jala tersebut secara bersamaan. 

Selanjutnya lomba Manggiliang Lado atau mengulek cabai/cabe. Bagi masyarakat Minang lado atau cabe tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan mereka. Cabe merupakan elemen penting dalam kuliner Minang, karena memang sebagian besar kuliner Minang mempunyai cita rasa yang pedas.


Video kemeriahan lomba Manggiliang Lado

Kondisi tersebut membuat Manggiliang Lado dimasukkan kedalam rangkaian perlombaan di Festival Siti Nurbaya. Perlombaan ini banyak diikuti kaum wanita, baik tua maupun muda. Bahkan, adapula peserta wisatawan mancanagara.

Perlombaan selanjutnya yang diangkat dari tradisi masyarakat Minang yaitu Mangukua Karambia. Mangukua Karimbia adalah memarut kelapa, tradisi unik ini berawal dari kebiasan para ibu-ibu di Minang saat membuat makanan yang banyak mengandung santan. 

Meskipun memiliki arti memarut kelapa, dalam Manguku Karambia masyarakat Minang memiliki tehnik khusus yang pastinya beda banget dengan daerah lain. Alat yang digunakan adalah parutan kelapa yang biasa disebut Garudan.


Lomba Mangukua Karambia (Foto: Doc. SMI)
Garudan terbuat dari kayu dengan bentuknya sepintas mirip mainan anak-anak. Pada bagian belakang digunakan untuk dudukan sekaligus tempat duduk pemarut. Pada bagian ujung ada besi berbentuk seperti sendok yang bergigi. Kelapa tua yang terpilih akan diparut dengan alat ini dengan cara ditekan-tekan dan digeser-geser dengan arah vertikal atau horizontal.

Festival Siti Nurbaya Pelestari Budaya Minang
Basosok bajarami, bapandam pakuburan, soko pusako kalau tadalami, mambayang cahayo diinggirkan. Kalau ajaran adat dapat didalami dan difahami, serta diamalkan oleh masyarakat, maka masyarakat itu akan menjadi tinggi mutunya.

Helatan Festival Siti Nurbaya takmelulu masalah kunjungan wisata lokal dan mancanagara, tapi jauh lebih besar dari itu, yaitu lestarinya adat dan budaya yang menjadi identitas suku Minang.


BACA JUGA: Asyiknya Wisata Sejarah dan Legenda di Puncak Gunung Padang

Ditengah krisis identitas yang mulai melanda generasi muda Minang, perhelatan Festival Siti Nurbaya bak oase di padang gersang. Kegiatan dan tema acara yang mengangkat kembali budaya dan adat lokal setidaknya membersitkan sebuah asa akan terciptanya generasi pecinta dan pemelihara budaya Minang.


Taman Muaro Lasak. Tempat Festival Siti Nurbaya (Foto:Doc. SMI)
Festival Siti Nurbaya dengan segala bentuk kreativitasnya tidak hanya mampu memberikan hiburan semata tapi juga kesadaran kepada masyarakat, khususnya pemuda Minang, bahwa ternyata kita sangat kaya akan budaya. 

Kesadaran itulah yang diharapkan mampu mewujudkan rasa “baliek ka pangka” pada jiwa pemuda Minang. Baliek ka pangka adalah menggali serta menghayati kembali falsafah dan nilai-nilai budaya Minangkabau sebagai panutan hidup sesuai dengan angan dan cita-cita masyarakatnya.

Sebuah Etalase Budaya
Jika boleh diibaratkan, Festival Siti Nurbaya adalah sebuah etalase yang mampu menyajikan aneka budaya Minang yang beragam. Budaya-budaya lama yang penuh falsafah dan tauladan tapi nyaris terlupakan, di Festival Siti Nurbaya kembali diangkat. 

Keluhuran budaya berkolaborasi dengan kreatifitas seni modern, menghasilkan sebuah suguhan yang rancak, menghibur dan mendidik.

Harapannya, semoga Festival Siti Nurbaya bisa menjadi ikon event budaya Padang yang mampu menampilkan wajah budaya Minang kembali jelita. Seperti Siti Nurbaya.

Semoga.







Kamis, 04 Agustus 2016

Spirit of Creativity. Memacu Adrenalin Di Situ Cileunca

arung jeram situ cileunca
Bergelayun, dan melesat di seutas tali baja di atas danau. Mengarungi sungai dan jeramnya sambil teriak. Aaahhhh! Byuurrr! Itu adalah salah dua kegiatan yang dilakukan civitas Sygma Media Innovation di Situ Cileunca, pada Sabtu, 29 Juli 2016 kemarin.

Tidak hanya flying fox dan arung jeram saja, fun outing yang bertema Spirit of Creativity ini juga sebelumnya melakukan pemanasan dengan beberapa permainan kekompakan, asah konsentrasi dan kreatifitas.

------

Berangkat dari kantor di bilangan Babakan sari, Kiaracondong, sekitar jam 07 pagi. Berpuluh orang diangkut dengan 7 kendaraan pribadi. Sengaja berangkat pagi karena khawatir terjadi kemacetan di akhir pekan, apalagi tempat yang kami tuju adalah kawasan wisata.

Situ Cileunca terletak di Desa Warnasari, kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Sekitar 45 Km dari Bandung, perlu waktu sekitar 2 jam untuk mencapai lokasi. Itu kalau pakai kendaraan pribadi, kalau pakai kendaraan umum pasti lebih lama. Ga kebayang deh, sumpeh.

Tapi ga bakalan nyesel deh kalau main ke sana, suer. Sepanjang jalan selepas Banjaran kita akan disuguhi pemandangan indah khas pegunungan. Apalagi kalau sudah dekat ke Cileunca-nya, di kanan-kiri jalan terbentang kebun pinus, di kejauhannya menjulang gunung-gunung. Entah gunung apa, saya berpikir mungkin itu Gunung Tiga Jari, tempat dihukumnya Sun Go Kong, hehehe.

arung jeram situ cileunca
Pemanasan dulu dengan game yang interaktif dan kreatif
Perjalanan, kehebohan di jalan, rundown acara, dan menu makan siang tidak akan saya bahas di sini. Saya hanya akan membahas dua kegiatan yang lumayan berkesan dan membuat adrenalin saya terpacu.

Flying Fox
Ini game yang membuat saya deg-degan dan perut mules. Secara gitu lho, saya itu orang yang takut ketinggian. Eh, sekarang malah disuruh gelayutan dan melesat di ketinggian, melintasi danau pula, dari sisi satu ke sisi satunya lagi. Ada mungkin berjarak 500 meteran mah.

arung jeram cileunca
Ini dia jalurnya, mengerikan bukan?
Saya memilih giliran terakhir. Pura-puranya ngatur peserta, bantuin pasangin tali, dll. Padahal ngerasain nih jantung dag-dig-dug, dan perut mules. Saya ngebayangin;  gimana kalau ketika meluncur tiba-tiba di tengah-tengah danau berhenti. Padahal di tengah-tengahlah titik terendah tali terhadap permukaan danau. Terus, ketika berhenti gimana kalau tiba-tiba ada buaya raksasa muncul, atau anakonda yang loncat, atau gurita raksasa, atau mak Lampir, atau Karin Novilda yang loncat dari dalam air dan meluk saya. Owww...

Hingga akhirnya tibalah giliran saya. Asli deh, lutut terasa gemetar ketika menaiki tangga. Makin gemetar ketika sudah sampai di atas, makin gemetar ketika petugas memasangkan alat pengaman. 

Dan, saya didorong dengan tidak berperikemanusiaan! Dalam hitungan detik saya serasa hilang kesadaran, tidak teriak apalagi tertawa. Baru kemudian angin menyadarkan saya, dan saya harus teriak, aaahhhhh....Allahu Akbaaarrr...!

flying fox cileunca
Foto ini bukan saya, sumpah. ini Mr. Eman
Siing! Saya meluncur di atas danau berair hijau (atau biru? Entahlah, saya masih shock). Jarak 500 meter sebenarnya sebentar untuk flying fox, saya pun melihat demikian ketika orang lain melakukannya. Tapi bagi saya lumayan punya waktu untuk benar-benar menikmatinya. Saya baru benar-benar menikmati ketika sudah lebih separuhnya jarak terlewati. Kilatan air danau yang tertimpa sinar matahari laksana taburan pecahan kaca. 

Melihat ke depan, pucuk-pucuk daun bambu bergoyang. Seketika, saya teringat film Croucing Tiger Hidden Dragon, dimana ada adegan Chow Yun Fat loncat-loncatan di pucuk-pucuk pohon sambil menenteng kresek hitam berisi bala-bala dan sorabi panas.

flying fox cileunca
Menyebrang kembali. Sekarang senyum, tadinya teriak dan pucat
Jleg. Akhirnya sampai juga dengan selamat di seberang. Masih deg-degan, masih gemeteran, tapi ada kepuasan, tapi ada kesenangan. Hingga nyeberang lagi dengan perahu, tali baja dari ujung ke ujung saya tatap; gila, bisa juga gua akhirnya. Sampai lagi di seberang, kok jadi pengen naik lagi ya? 

Ternyata ketakutan itu bukan untuk dihindari tapi dihadapi.

Arung Jeram
Jujur deh, ini adalah kegiatan yang baru pertama kali saya lakukan. Seumur-umur belum pernah. Sering mendengar namanya, arung jeram, tapi belum sekalipun melakukannya. Paling banter waktu kecil, mandi di sungai menaiki batang pohon pisang yang dipasak berjejer. Itupun kalau masuk kategori arung jeram.

Wisata di situ Cileunca memang arung jeram primadonanya. Tempatnya di sungai Palayangan, yang sumber airnya adalah situ Cileunca.

flying fox cileunca
Istirahat sambil menikmati kelapa muda. Nyam..nyam..
Sebelum naik perahu, kami dibriefing dulu sama pendamping di sana. Sumpah lucu parah. Tuh si pendamping, yang ngakunya bernama Kang Raja cara menyampaikannya begitu kocak, serasa menonton Stand Up Comedy deh.

"Ingat, kalau anda kecebur atau jatuh ke sungai jangan panik. Kami sudah sediakan tim rescue di pinggir sungai. Nanti tim rescue akan melemparkan tali kepada Anda dan berteriak' Tali..tali..tali'. Ambillah ujung talinya, nanti tim reshcue akan menarik Anda. Awas, jangan salah pendengaran ya, mentang-mentang kecebur terus panik, tim rescue teriak tali..tali, eh kedengarannya tai..tai, jadi we menghindar. Susah jadinya".

arung jeram cileunca
Kang Raja in action. Menjelang arung jeram
Itu salah satu gaya menerangkan Kang Raja. Kontan membuat kami terbahak. Lumayan mengendurkan ketegangan.

Kami tidak langsung nyebur ke sungai, tapi mendayung dulu dari tepian situ Cileunca hingga pintu air. Pintu air inilah selain pengendali debit air juga sebagai hulunya sungai Palayangan. Selama mendayung ke pintu air kami banyak diberi arahan oleh pemandu bagaimana berarung jeram yang baik dan aman. Ada beberapa istilah dari pemandu yang mesti diperhatikan nantinya, misalnya boom, itu istilah yang memberitahukan kalau di depan ada jeram, kita diperintahkan untuk berpegangan dan menundukkan badan. Terus ada istilah goyang, ini dilakukan ketika perahu nyangkut di bebatuan, fungsinya agar perahu bisa bergeser dan kembali melaju. Pemandu membebaskan gaya bergoyangnya seperti apa, bisa goyang ngebor Inul Daratista, goyang gergaji Dewi Persik, goyang ngecor Uut Permatasari, atau goyang itik Zaskia Gotik. Terserah!

arung jeram cileunca
Mendayung sampai jauh. Berat juga mendayung itu ya...
Setelah sampai di pintu air, kami turun dan beramai-ramai menggotong perahu menyeberangi jalan kemudian turun ke sungai. Kurang lebih ada 6 perahu yang siap meluncur.

Bagi yang sudah terbiasa atau petualang profesional, sungai Palayangan mungkin bukan apa-apa. Tapi bagi kami, yang lebih banyak hidup di ruangan ber-AC, duduk dan menatap komputer maka ini adalah petualangan yang luar biasa.

Satu per satu perahu melaju. Saya dan tim ada di posisi ke lima. Arus air sungainya begitu besar, jernih dan dingin. Di kiri dan kanan sungai dipagari tebing tanah dan pohon-pohon pinus.

Selang beberapa saat dari depan terdengar teriakan-teriakan histeris diiringi tertawa. Dan benar saja, di depan sudah menunggu jeram. Boom! Teriak pemandu. Sontak kami menundukkan badan dan berpegangan erat dengan tali-tali di perahu. 

Dan, Byyuurrr! Perahu kami nyungsep, setengahnya ditelan jeram. Kami teriak, terutama saya, entah kenapa kami teriak. Kaget, takut, atau senang? Entahlah, seolah memang semestinya begitu. Tapi kemudian setelah lepas dari jeram kami semua tertawa.

arung jeram cileunca
Ekspresi tanpa rekayasa.
(tapi yang baju merah ga segitunya juga keless)
Badan basah, dingin mulai merayap, tapi seolah kami ketagihan meluncur di jeram. Hingga tibalah di jeram yang paling tinggi dan dalam. Namanya Curug Domba. Jangan bertanya kenapa dinamai Curug Domba. Saya juga tidak tahu.

Di jeram Curug Domba ini teriakannya paling kenceng, paling histeris, ekspresi pesertanya paling heboh (bisa dilihat di foto), paling banyak minum air. Iyalah, pas meluncur kita teriak, mulut lagi mangap berliter-liter air menerpa. Kenyang deh.

Setelah Curug Domba, jeram-jeram selanjutnya relatif landai dan tidak membahayakan. Tidak terasa dua jam sudah kami mengarungi sungai Palayangan. Dari hulu sungai hingga finish berjarak kurang lebih 5 kilometer. Setelah nyampe finish, serentak para peserta berloncatan ke sungai. Kesegaran dan kejernihan air sungainya begitu menggoda. Pengennya sih berenang terus tapi apa daya dinginnya minta ampun.

Dari pemberhetian akhir ke camping ground kami dijemput dengan mobil bak, mobil yang memang khusus menjemput para peserta arung jeram. Tadinya saya mau pulangnya naik perahu karet lagi, mendayung ke hulu, tapi sayang tidak ada petugas yang mau saya ajak mendayung. Hehehe..

arung jeram cileunca
Meskipun baju orange tapi hati tetap biru. I Love Persib #VikingOrange
Singkat cerita, acara beres sekitar jam 4 sore. Setelah makan, foto-foto, dan pembagian kaos kamipun pulang. Pulang membawa kesenangan, keseruan, kenangan, semangat sekaligus lelah. Capek dan perut kenyang adalah dua alasan tepat untuk segera tidur dalam mobil.

arung jeram cileunca
Horeee..... I'll be back!
I'll be back!
Kembali ke Bandung, kembali ke rutinitas, memupuk jenuh, menanam lelah. Hingga suatu saat nanti tiba saatnya untuk melepasnya. Dengan arung jeram lagi, flying fox lagi? Entahlah.




Minggu, 19 Juni 2016

Cara Ngabuburit Dulu dan Sekarang

Alhamdulillah, ini hari sepuluh kedua di bulan suci Ramadhan. Sejatinya mau nulis blog itu di awal-awal Ramadhan, tapi nyatanya kesibukan cukup membuat badan dan pikiran ini lelah. Tak tahu mesti nulis dari mana.

Belum lagi mesti rebutan laptop dengan anak-anak yang lagi hobi main games, duh, akhirnya bapaknya yang mesti ngalah. Tadinya mau ngeblog agak malaman, selepas tarawih dan anak-anak tidur. Tapi, oladalah, yang namanya perut kenyang pasti bawaannya ngantuk. Jadinya bablas tidur hehehe...

Meski Ramadhan sudah beranjak di sepuluh hari kedua tak apalah, saya tetap akan menulis tentang ramadhan. Tentang kebiasaan saya mengisi hari-hari selama Ramadhan terutama saat menunggu waktu magrib, ngabuburit. Ya, sekedar berbagi pengalaman, berbagi kenangan dan ide, siapa tahu bisa berguna.

Sebenarnya tulisan ini keidean sama anak saya, Hasya, yang begitu suntuk menjalani hari-hari selama berpuasa. Kalau hari sekolah sih dia tidak bete dan suntuk dalam berpuasa karena dia pulang sore dari sekolah, belum lagi teman-temannya suka ngikut ke rumah, bermain sambil nunggu dijemput orang tuanya.

Tapi kalau libur, terutama sabtu dan minggu maka suntuknya kumat. Tv, laptop, dan tablet tak lagi mengasyikan. 

Melihat itu saya merasa kasihan, tidak saja kepada Hasya tapi juga ke anak-anak yang lain. Mungkin yang lain juga merasakan hal yang sama. 

Beda dengan orang dewasa yang tahu besarnya pahala mengisi waktu Ramadhan dengan aktifitas yang bermanfaat semisal tilawah, kajian, dll. Anak-anak hanya butuh sesuatu yang bisa mengalihkan rasa lapar dan haus mereka selama berpuasa.

Saya teringat masa kecil saya jika mengisi waktu luang ketika Ramadhan. Zaman dulu belum ada yang namanya android, tablet, laptop atau komputer. Tv pun hanya TVRI saja yang ada. 

MANCING
Saya dan teman-teman sering mancing di sungai di pinggir desa. Meski tak pernah dapat banyak tapi kegiatan memancing ikan ini cukup efektif dalam memangkas waktu.

Berangkat biasanya jam 10 pagi. Berjalan beriringan melalui pematang sawah menuju sungai.
memaning ikan - http://tuturahmad.blogspot.co.id/
Memancing Ikan. Sumber poto: Youtube.com
Ikan yang didapat bisa bermacam-macam; Jeler, Beunteur, Nilem, Bogo, Paray, dan lain-lain. Paling banter saya bisa kuat mancing selama 2-3 jam, sisanya mandi, bermain air, dan perang-perangan. Kebayangkan, lagi panas-panas kita berendam di air sungai yang dingin dan jernih. Wuiihhh....suegerr.

MAIN MERIAM BAMBU
Kami menyebutnya Lodong Karbit. Ya, sejenis meriam yang terbuat dari batangan bambu sepanjang 2-3 buku, atau sepanjang kira-kira 2 meter. Buku-buku bambunya dilobangi dengan linggis sehingga rongga bambunya tersambung. Di buku paling bawah diberi lubang untuk memasukan karbit sebagai bahan peledaknya

Lodong Karbit ini diisi air, kemudian dimasukin karbitnya, seukuran ujung jari juga cukup. Dibiarkan sekitar 5 menit, ketika suara gejolak karbitnya sudah mengecil, inilah saatnya Lodong Karbit disulut
meriam bambu - tuturahmad.blogspot.co.id
Meriam bambu. Sumber: Merdeka.com
Duuaaarrr.... Suara menggelegar sontak memekakan telinga. Kami tertawa dan berjingkrak, tak peduli para tetangga ngumpat-ngumpat.

Permainan ini kami lakukan menjelang sore hari, selepas ashar ke arah magrib. Lodong karbit akan semakin bersahutan jika menjelang Ramadhan berakhir

MAIN ULAR TANGGA/LUDO
Ada yang masih ingat permainan Ular Tangga dan Ludo, atau Halma? Untuk generasi 70-80 an saya pikir pasti masih ingat dan mengalami permainan ini.

Saya dan teman-teman sering memainkan permainan ini di teras rumah. Permainan ini biasanya dimainkan di pagi hari, sambil nunggu waktunya mancing ke sungai.

Selain di teras rumah, permainan ini sering kami lakukan di saung sawah. Di desa kami sawah masih banyak dan luas. Tiap pemilik bidang sawah pasti memiliki saung sawah, serupa bangunan terbuka di tengah sawah beratap ilalang atau genteng. Saung sawah berfungsi sebagai tempat petani beristirahat atau menyimpan pupuk.
ular tangga - tuturahmad.blogspot.co.id
Permainan legendaris, Ular Tangga. Sumber poto: detikindonesia.com
Di saung-saung sawah itulah kami ngabuburit dan bermain Ular Tangga, Ludo atau Halma. Saung sawah yang bertebaran itu semuanya pasti ada yang mengisi, anak-anak kecil yang sedang ngabuburit.

Itu kegiatan waktu kecil saya dalam mengisi waktu ketika Ramadhan.
Terus sekarang apa yang saya lakukan dalam mengisi waktu Ramadhan?
Kalau hari-hari biasa, Senin hingga Jumat saya bekerja, karena saya adalah seorang karyawan. Jadi hari-hari reguler tidak terasa waktu berlalunya. Ketika hari Sabtu dan Minggu, jika tidak ada acara keluar memang suka ada rasa suntuk.

TILAWAH
Ramadhan adalah bulan Al Quran. Tentu akan lebih baik jika hari-harinya kita isi dengan banyak berinteraksi dengan Al Quran. Ini juga yang coba saya lakukan.

Membaca dan men-tadabburi-nya adalah kegiatan yang biasa dilakukan umat muslim dalam mengisi Ramadhan. Dengan ikut program One day One Juz diharapkan di akhir Ramadhan saya bisa khatam Al Quran.

MEMBACA BUKU
Membaca buku adalah salah satu yang saya lakukan dalam mengisi waktu Ramadhan. Setelah pulang taraweh, menjelang azan Subuh, menjelang Dhuhur, dan menjelang Ashar biasanya waktu saya membaca buku.

Apapun bukunya saya baca. Novel, sirah, atau buku tentang keislaman lainnya.

MAIN INTERNET
Ini kegiatan lainnya yang saya suka. Saya lakukan ketika anak-anak sudah tidur, baik tidur siang ataupun tidur malam. Sebab kalau mereka belum tidur maka serta merta laptop mereka ambil alih hehehe.

Berselancar di dunia maya, selain membaca berita, biasanya saya #Blogging. Mengisi blog, mencari ide-ide tulisan atau #Resep masakan buat istri.

Itulah kegiatan mengisi waktu selama Ramadhan yang saya lakukan, baik ketika masih kecil dan sudah segede gini, hehehe.

Tiap orang pasti punya kebiasaan dalam mengisi hari-hari Ramadhan, juga kenangan waktu kecil ketika berpuasa. Yuk, bagikan ceritamu!

Selasa, 09 Februari 2016

Persib Dan Nilai Sebuah Brand

Persib dan Nilai sebuah Brand - http://tuturahmad.blogspot.co.id/

Beberapa waktu lalu saya membaca sebuah berita di portal olahraga, dua turnamen sepak bola di Indonesia terpaksa mengundurkan jadwal pertandingan karena menunggu kesiapan Persib Bandung.

Dua turnamen itu adalah Piala Walikota Padang dan Piala Gubernur Kalimantan Timur. Persib Bandung adalah salah satu peserta yang diundang dalam dua perhelatan tersebut.

Piala Walikota Padang diikuti oleh 8 tim. Persib merupakan juara bertahan di turnamen yang dimulai tahun 2015. Sedangkan Piala Gubernur Kaltim direncanakan diikuti oleh 12 tim yang mayoritas tim papan atas ISL.

Tapi kemudian kedua gelaran itu terpaksa diundur dari jadwal semula. Karena Persib belum memberi kepastian akan keikutsertaannya dalam dua turnamen tersebut.

Kenapa panitia begitu ngotot ingin Persib ikut dalam turnamen? Usut punya usut ternyata ini menyangkut sponsor dan rating acara TV. Pihak TV tidak mau menyiarkan jika Persib tidak ikut serta dalam turnamen. Alasannya karena Persib sebagai tim besar dengan basis suporter fanatiknya yang tersebar di Indonesia maupun di luar negeri. Pertandingan Persib selalu mampu menyedot perhatian khalayak pecinta bola dan memiliki rating yang sangat tinggi. Luar biasa!

19 tim ( 8 tim Piala Walikota Padang dan 11 tim Piala Gubernur Kaltim) terpaksa mesti sabar dan berbesar hati akibat "ulah" Maung Bandung ini.
Persib belum memberikan keputusan keikutsertaan karena memang timnya yang belum terbentuk pasca ditinggal beberapa punggawa, ditambah perginya sang allenatore Djajang Nurjaman ke Italia.

NILAI SEBUAH BRAND
Dari kasus di atas setidaknya kita bisa tahu betapa terkenalnya Persib, betapa berpengaruhnya Persib di kancah sepak bola nasional, dan betapa bernilainya Persib dari sisi komersial.

Sejarah, prestasi, basis suporter, dan profesionalisme yang dimiliki Persib dengan sendirinya telah menjadi brand yang begitu kuat dan bernilai di ranah sepakbola Indonesia.

Nilai jual. Nilai inilah yang jadi rujukan pihak televisi ketika keukeuh meminta panitia agar membujuk Persib untuk ikut dalam turnamen.

Apapun yang diperoleh Persib dalam dunia marketing mungkin bisa disebut  brand equity, yaitu suatu nilai yang didapat dari memiliki sebuah nama brand yang dikenal secara luas.

Semakin dikenal sebuah brand maka semakin besar peluang brand tersebut dimonetized. Maka, nilainyapun semakin tinggi. Dan Persib Bandung memiliki brand yang sanagt layak jual.

MENGUKUR PERSONAL BRANDING
Kadang saya berpikir (berkhayal) bisakah perusahaan kita, diri kita, dan keluarga kita memiliki brand equity yang kuat di masyarakat?

Bisakah kita membuat orang-orang disekitar begitu kehilangan saat kita tidak ada karena keberadaan kita begitu bernilai di mata mereka?

Bisakah lingkungan rumah kita begitu membutuhkan keberadaan keluarga kita dan menganggap keluarga kita sebagai rujukan kebaikan?

Mungkin saatnya kita mengukur nilai diri dan keluarga kita di masyarakat.
Mulailah bertanya pada diri sendiri "ingin seperti apakah kita dikenal oleh orang lain?".

Karena personal branding adalah cara kita memasarkan diri kepada masyarakat atau komunitas yang kita kehendaki.

Wallahu 'alam

Selasa, 19 Januari 2016

Serunya Latihan Memanah

http://tuturahmad.blogspot.co.id/
Serunya Latihan Memanah
TuturAhmad - Ini tentang keseruan saya yang pertama kali banget nyobain memanah. Bener loh, seru banget. Sebenarnya kalau dibilang pertama kali sih engga juga, dulu waktu kecil juga Si Akang ini pernah bikin busur dan panah dari bambu. Busurnya terbuat dari bilahan bambu seukuran jari bekas pagar sayuran. Anak panahnya terbuat dari bambu juga, kadang dari lidi, tali busurnya dari karet gelang *Itu beneran panah??*

Tapi yang mau saya ceritakan ini panah beneran, asli. Saking aslinya, tangan saya sampai keringatan dan gemeteran pegangnya. Kejadiannya di Dago Tea House. Awalnya saya, dan beberapa teman kantor datang ke lokasi bukan buat panahan, da akumah apa atuh tujuan sebenarnya kita ke sana adalah melakukan misi menyaksikan drama musikal Muhammad Al Fatih. Ini beneran misi, kantor yang nugasin, karena ke depannya ada core bisnis yang ngurusin tentang EO gitu.

Kita singkat aja ceritanya ya *benerin duduknya*. Saya ga akan nyeritain drama musikalnya, karena ceritanya sangat populer, pasti semua orang hafal deh. Tentang sultan muda di Turki Ottoman, Mehmed II, anaknya Sultan Murrad. Mehmed II akhirnya naik pelaminan tahta ketika ayahnya, sultan Murrad, wafat. Terus ada dua orang aneh yang jualan parfum MQ, eh... Ah, sudahlah, ceritanya aneh memang. Kita kembali ke awal, serunya saya berlatih panah. Jreng jreng!


memanah seru - http://tuturahmad.blogspot.co.id/
Butuh konsentrasi tingkat tinggi ketika memanah
Yang ngadain itu MQ Archery. MQ Archery adalah salah satu fasilitas olahraga yang didirikan oleh KH. Abdullah Gymnastiar sebagai jalan memudahkan masyarakat untuk berlatih olahraga yang sunah. Kebetulan di acara kemarin MQ Archery buka stand di sana, pas pintu halaman gedung tepatnya.

Berlatihnya cuma sebentar, gratis pula, cukup isi biodata aja. Setelah itu si pemandunya nerangin seputar per-panahan; busur (ingat pake S jangan pake J), jenis-jenis busur, ukuran busur, anak panah, posisi megang busur (pake S yaa), dll. Penjelasan ini penting supaya kita bisa memahami dengan benar menggunakan si busur tersebut.


memanah seru - http://tuturahmad.blogspot.co.id/
Akang Pemandunya ga mau saat diminta jadi objek
Busur yang kami pegang adalah busur tradisional, buatan Majalengka kalau tidak salah. Terbuat dari bambu dengan handling dari kayu.

Memanah adalah olahraga yang memberi manfaat menjaga fleksibilitas otot jari, lengan, hingga pundak, melatih ketajaman mata. Memanah juga melatih konsentrasi, fokus, kesabaran, dan kedisiplinan.


memanah seru - http://tuturahmad.blogspot.co.id/
The Archers SMI
Tangan kiri saya yang memang jarang mengeluarkan tenaga begitu bergetar ketika tangan kanan saya menarik tali busur hingga ke pipi. Otomatis busur goyang, mata panah bergeser dari bidikan. Di sinilah konsentrasi diperlukan. Kata si pemandunya, arahkan mata panah ke arah bawah jam 6 dari bidikan. Jadi maksudnya, di bulatan objek bidikan yang disediakan kita bayangkan jam 6 sebelah mana, terus arahkan mata panah tepat dibawah jam 6. Padahal kebiasaan kita ketika membidik sesuatu selalu ke tengah, tepat ke sasaran yang diinginkan. Ternyata itu salah, karena ketika kita melepaskan anak panah akan ada hentakan akibat dari tenaga tarikan tali, belum lagi kecepatan angin yang akan mempengaruhi arah anak panah.

Dan, siiing...jleb! Anak panah yang saya lepas menancap sempurna di hatinya lingkaran bidikan. Di lingkaran warna biru. Hanya beberapa centi meter dari pusat bidikan. Horeeee *gemuruh tepuk tangan*.

MEMANAH ADALAH SUNAH
Rasulullah saw. sangat menganjurkan agar seorang muslim peduli dengan persiapan berjihad di jalan Allah. Berkuda dan memanah adalah dua kegiatan yang terkait dengan hal itu. Sebagaimana perkataan beliau dalam sebuah hadits,


"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi. Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah!" (Abu Daud - 2153)
"Tidak ada hiburan kecuali dalam tiga hal; seorang laki-laki yang melatih kudanya, candaan seseorang terhadap istrinya, dan lemparan anak panahnya. Dan barang siapa yang tidak memanah setelah ia mengetahui ilmunya karena tidak menyenanginya, maka sesungguhnya hal itu adalah kenikmatan yang ia kufuri" (Nasai - 3522)
Setelah nyobain, dan terasa asyik, kok terasa jadi ketagihan gitu ya. Kayak ada manis-manisnya gitu. Apalagi setelah tahu manfaatnya, pentingnya, dan dapat pahala pula, karena ini adalah olahraga yang disunahkan nabi. Jadi kepikiran buat beli peralatannya, sebab kalau bikin seperti yang dibikin waktu kecil kayaknya jauh dari nyunah deh *tutup muka*

MQ Archery selain menawarkan coaching memanah mereka juga menjual peralatan memanah. Satu paket lengkap; busur standar, anak panah 6 buah, dll seharga 1.400.000. Hemm, mesti nabung inimah.

Sepanjang perjalanan pulang hanya ada dua hal yang kepikiran; kapan bisa latihan memanah lagi, dan kenapa ada dua orang aneh penjual parfum di cerita Al Fatih?


Senin, 28 Desember 2015

The Martian: Antara Pengetahuan dan Kemanusiaan

The Martian - tuturahmad.blogspot.com

The Martian adalah film yang saya review kali ini. Film ini saya tonton kemarin ketika menghabiskan libur panjang di Lembang. Daripada kemana-mana yang macetnya minta ampun, mending nonton film deh. Film ini saya beli di tukang DVD selepas pulang kerja. Bajakan? Pasti. Hehehe, tapi lumayan bagus sih.
The Martian film bergenre sci-fi atau fiksi ilmiah. Film ini diangkat dari novel laris berjudul sama karya Andy Weir. Saya memang suka film genre sci-fi. Pertama lihat film seperti ini tuh dulu zaman saya SMU, judulnya CONTACT. Yang main Jodie Foster dan Matthew McCounaghey. Terus saya suka film The Gravity, terus lagi Interstellar. Nah, yang terbaru ini, yang kemarin saya tonton adalah The Martian.
Menurut saya ada kemiripan antara The Martian dan Interstellar. Bukan hanya setting luar angkasa dan alam semesta, tapi pemain dan ceritanyapun ada kesamaan. Matt Damon dan Jessica Chastain yang sama-sama main di Interstellar kini beradu akting juga di The Martian. Mungkin karena akting mereka bagus di Interstellar maka sutradara The Martian ngajak mereka buat gabung di The Martian. Meureun eta oge.
Jika dalam Interstellar misinya adalah mencari planet lain yang mirip bumi guna menyelamatkan spesies manusia dari kepunahan, The Martian menceritakan para astronot dan manusia bumi lainnya berusaha bersama-sama menyelamatkan seorang manusia yang tertinggal di Mars.
Dalam The Martian, diceritakan Mark Watney (Matt Damon) ditinggal sendirian oleh teman-temannya -  para peneliti, di planet Mars. Mark dianggap tewas tersapu badai Mars dan tidak bisa terevakuasi oleh teman-temannya. NASA-pun mengumumkan kematiannya dan melakukan pemakaman simbolik.
Padahal Mark masih hidup. Setelah siuman dari pingsan dia kembali ke kamp yang di sebut hab/habitat, tempat dia dan rekannya berlindung selama di Mars. Hab ini dilengkapi dengan pasokan oksigen, air dan listrik, juga persediaan makanan.
Mark menyadari bahwa dia sendirian di Mars. Teman-temannya tidak mengetahui bahwa dia selamat. Orang-orang bumi kalaupun tahu dia masih hidup dan ingin menyelamatkannya, maka butuh waktu  empat tahun untuk sampai di Mars. Dia mulai berhitung dengan keadaan. Menghitung persediaan makanan, air, listrik, dan oksigen. Ternyata makanan hanya cukup untuk 10 bulan.
The Martian - tuturahmad.blogspot.com
Hidup sendiri di Mars, kebayang.
Mark adalah seorang botanis (ahli tanaman), sayangnya sekarang dia berada di Mars. Sebuah planet tandus yang tidak mungkin tanaman tumbuh. Mark sadar insting bertahan hidup saja tidak cukup, harus ditunjang dengan sains.
Dengan segala persediaan dan peralatan yang ada Mark membuat alat yang bisa memproduksi air, meski sedikit. Mark mengangkut tanah Mars ke dalam hab, dan mengubah sebagain ruangan hab menjadi kebun dan menanaminya dengan kentang. Meski awalnya gagal, tapi kentang - kentang yang ditanam Mark pada tanah Mars yang digemburkan lambat laun tumbuh dan bertunas. Setelah beberapa sol (saya tidak tahu hitungan sol di sini apa, apakah hari, minggu, atau bulan) kentangpun dipanen. Mark bersorak bahagia dan berujar bahwa dia adalah botanis terbaik di planet Mars (emang ada orang lain lagi gitu?).
The Martian - tuturahmad.blogspot.com
Membuat kebun kentang di dalam Hab
Salah satu yang saya suka dari film-film fiksi luar angkasa seperti ini adalah pada saat penggambaran luar angkasa. Kita bisa melihat mereka (Hollywood) begitu bisa menggambarkan ruang alam semesta yang sangat luas (sayangnya dalam The Martian eksplorasi keindahan semesta tidak sebanyak Interstellar dan Gravity). Bermiliar bintang dan planet. Bumi begitu kecil bila dibandingkan dengan semesta. Merinding saya ketika melihat scene itu. Miliaran atau mungkin triliunan planet dan bintang yang bertebaran di alam semesta ini, mungkinkan kita hanya sendiri?
The Martian - tuturahmad.blogspot.com
Padahal shootingnya banyak di ruangan
Kembali ke film The Martian. Meskipun film ini agak-agak lebay menurut saya, bagaimana tidak, seisi planet bumi mengerahkan sumberdaya manusia dan sains "hanya" untuk menyelamatkan satu orang yang tertinggal di Mars. Tapi setidaknya film ini mengajarkan tentang bagaimana kemanusiaan dan sains bisa berjalan beriringan. Apalah arti sebuah kemajuan dalam bidang sains jika kemudian keberadaannya justru mengorbankan manusia, meski hanya satu orang.
Dalam karakter Mark, kita bisa belajar semangat hidup, pantang menyerah, inovasi, dan keberanian menghadapi resiko yang tak terbayangkan. Mark menggabungkan semangat bertahan hidup dengan inovasi sains. Dua modal itulah yang membuat Mark tegar bertahan.

Film ini sangat recommended menurut saya, meski alurnya lambat, tapi banyak pelajaran dan pesan yang dalam yang bisa kita dapat. Tak salah IMDB mengganjar dengan rate 8.2
Dari The Martian setidaknya kita masih bisa mempertanyakan tesis Thomas Hobbes, homo hommoni lupus, manusia adalah serigala untuk manusia lainnya. Dari The Martian kita masih bisa melihat hati nurani bicara, tidak selalu saintis. Dari The Martian kita sadar, dalam semesta yang luas tanpa batas ini, kita adalah keluarga. Selamat menonton!

WAJIB TAHU! INILAH CARA MENGETAHUI MADU YANG ASLI

Cara membedakan madu yang asli Meski madu bisa dibeli di banyak tempat, nyatanya tidak semua madu yang ditawarkan adalah madu asli. Banyak o...