Permirsah! Sudah dua hari ini saya diprosfec, eh bener nulisnya gitu?Atau diprospek ? Ya gitulah!
Maksudnya saya sedang diajak untuk ikut dan gabung di bisnis MLM. Sebuah MLM yang dagangin mesin pengubah air,
yang nantinya airnya itu memiliki khasiat yang luar biasa buat kesehatan
(katanya). Yang ngajakin kakak ipar saya.
Pemirsah! Tahu gimana sikap saya? Saya sih, iyain aja. Meski
dalam hati tidak sedikitpun tertarik dengan bisnis MLM ini. Jauh sebelum
diprospek sama kakak ipar ini, saya telah punya pengalaman tiga kali ikut
bisnis MLM ini, mulai yang produk dalam negeri sampai produk luar negeri. Dari
yang modalnya cuma ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Sukseskah?
Alhamdulillah, GAGAL! Hehehehe....
Kok gagal malah alhamdulillah, benak orang-orang mungkin
bertanya. Ya iyalah, meski gagal kita tetap bersyukur. Kegagalan kan kesuksesan
yang tertunda, katanya!
Kembali ke laptop, eh topik. Si kakak ipar tersebut begitu
semangat menjelaskan keunggulan produknya, khasiat, kegunaan, manfaat (artinya
sama ya?) Yaaa pokonya semua keunggulan produk bisnisnya itu. Tahu gimana sikap
saya? Ga tahu juga? Kan tadi dah
diceritain diiyain aja!
Hingga kemudian si kakak ngajak saya buat ikutan seminar
atau semacamnya gitu, yang nantinya saya akan diberi tahu dan diajarkan tentang
seluk beluk bisnis ini plus keunggulannya. Berhubung saya sudah punya
pengalaman dengan MLM sebelumnya, sudah berapa kali? Yup betul, sudah 3 kali,
jadi saya sudah bisa menebak apa aja sih nanti kegiatan dan materinya? Toh
pasti sama dengan MLM pada umumnya; pengenalan bisnis, pengenalan produk,
pengenalan sistem/jaringan, iming-iming keuntungan yang gak masuk akal, dll.
Pemirsah! Tahu sikap saya? Masih belum tahu? Eta geura, kan
sudah disebutin dua kali; saya sih iyain aja! Ingetin ya! Cuman kemudian saya
mikir keras, mesti cari alasan apa ya biar esok gak jadi ikut seminarnya? Hanya
ada dua cara; belanja perlengkapan sekolah anak atau saya berdoa seharian
supaya Allah menurunkan hujan yang gede. Sepertinya pilihan yang pertama yang
diambil.
Bagi saya bisnis MLM adalah bisnis SUGESTI! Terserah anda
setuju atau tidak dengan pendapat saya. Tapi memang nyatanya demikian. Bagi
yang gagal pasti setuju, hehehe. Bagi yang baru gabung pasti nyumpahin saya deh.
Kenapa saya sebut bisnis sugesti? Karena pada dasarnya
ketika kita gabung ke bisnis MLM, banyak yang kita abaikan dan hanya keuntungan
besar yang kita perhatikan dan jadi satu-satunya tujuan. Kita gak pernah peduli
apakah produknya bener-bener bagus, kita gak pernah peduli apakah produknya
halal, kita gak pernah peduli apakah bisnisnya legal. Kita terlampau dibutakan
dengan khayalan keuntungan yang luar biasa besar dan cepat. Pemikiran ingin
cepat kaya dengan mudah, itulah biang keladinya.
Dalam proses pemasarannyapun tak jarang dibumbui dengan
cerita-cerita bohong tentang kesuksesan anggotanya, atau upline-nya, atau entah
siapa, yang dia dengar dari para up line-nya. Kalaupun kita tahu itu adalah
bohong, kita akan abaikan karena yang penting orang lain bisa tergoda dan ikut
ke jaringan kita.
Itu yang saya lakukan
ketika menjalankan bisnis ini, ada aja kebohongan dilakukan dalam memprospek
orang. Saya sering bercerita tentang si anu yang super kaya karena ikut bisnis
ini, si fulan yang super sukses setelah menjalankan bisnis ini, si eta yang
hutang-hutangnya yang segunung telah terlunasi karena bisnis ini. Atau ada
cerita wajib yang mesti disampaikan ketika prospek ke orang-orang, tentang
kesuksesan upline besar kita, yang seringnya saya ga tahu dan ga kenal yang
mana orangnya.
Ketika menerangkan sistem bisnis ini, biasanya kesannya
begitu mudah, penekanannya lebih ke hasil yang besar. Tinggal rekrut dan ajak
maka jutaan rupiah akan jadi bonus. Enak ya? Meski pada kenyataannya sangat
sulit dan kadang tak masuk akal.
Bagi saya, ada yang begitu prinsipil yang membuat saya
kemudian berhenti dan menjauh dari bisnis ini. Kejujuran!
Coba deh tanya ketiap orang yang jalanin bisnis ini, apakah
yang mereka ucapin itu jujur, bener adanya? Coba sumpah kituh! Saya berani
jamin banyak kebohongan yang mereka lakukan. Kenapa? Sebab mereka sedang
menawarkan jalan kesuksesan, jadi apapun mereka lakukan agar orang tertarik
untuk sukses, dengan gampang tentunya. Jadi yang diceritakan juga yang
gampang-gampang. Kalau kesulitannya, sembunyiin aja.
Kadang mereka berbohong dengan mengatakan penghasilannya
segini dan segitu dari bisnis ini, sudah punya ini dan itu, dan sebagainya.
Padahal bohong. Jadi yang mereka tawarkan adalah sugesti untuk cepet kaya.
Mereka menawarkan mimpii. Mimpi kaya! Parahnya lagi, korbannya adalah
orang-orang yang ingin cepat kaya tapi tanpa mau berproses. Manusia serba
instan.
Belum lagi, setiap produk yang mereka tawarkan hanya bagus
kata mereka aja. Coba saja di gugling di internet, ketikan nama produknya.
Begitu banyak yang mengulas dan memujinya, tapi ternyata mereka adalah pelaku
bisnis tersebut. katakanlah penjualnya. Pantes aja atuh.
Tidak ada ulasan yang jelas, resmi dan akademis tentang
keunggulan produk itu dari instansi atau akademisi. Sehingga produk itu
bener-bener diakui keunggulannya oleh kalangan yang netral dan tidak
berkepentingan. Tapi bagi mereka yang menjalankan bisnisnya tentu tak peduli,
sebab sekali lagi mata mereka telah silau dengan khayalan kaya raya!
Pemirsah! Terus gimana sikap saya esok? Betul. iyain aja. Padahal saya akan kabur. Demikianlah sepenggal kisah yang
tak mengharukan ini, semoga jadi pelajaran kita semua. Tulisan ini hanya opini
pribadi, saya menulisnya dengan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
Semoga sukses!