Minggu, 17 April 2016

Balada Ngontrak

Baru dua minggu ini saya dan keluarga menempati kontrakan baru. Letaknya di Komplek Pos dan Giro. Sengaja milih di sana karena lokasinya yang dekat dengan sekolah Hasya. Sekolah si sulung letaknya bersebrangan dengan perumahan kami, malah gerbang sekolahnyapun terlihat dari rumah. Jadi tidak perlu lagi pake mobil antar jemput.

Kalau dihitung dari pertama pindah ke Bandung karena Hasya sekolah, maka ini adalah kontrakan yang ke empat yang kami tinggali. Sebelumnya, dua kali pindahan di sekitar Cisaranten Kulon (6 bulan), terus pindah ke Cipagalo (1 bulan), dan sekarang kami di perumahan Pos dan Giro.

Kalau dihitung dari setelah nikah maka total sudah sebelas kali kami pindah kontrakan. Paling lama kami ngontrak selama 7 bulan, dan paling sebentar kami tiga minggu. Apakah tidak capek? Apakah tidak memiliki keinginan punya rumah? Pertanyaan klasik yang pasti sudah pada tahu jawabannya. Hehehe..

Impian Yang Belum Terwujud
Pastinya memiliki rumah bagi setiap orang, terutama yang sudah berumah tangga adalah impian. Malah, menurut saya memiliki rumah bukan lagi impian, tapi sebuah kebutuhan.

Tapi harga rumah sekarang, yang segede pos ronda saja, mahalnya minta ampun, apalagi jika lokasinya di kota. Sebelum Hasya sekolah, saya dan istri berencana mau ngredit rumah. Sebuah kelumrahan di jaman sekarang. Ada gitu yang beli rumah cash sekarang, apalagi sekelas karyawan? Tapi, ternyata ga dapet-dapet. Ga dapet yang bagus dan harga murah. Pengennya sih, dapat rumah yang bagus, minimal kamar empat, ada taman, garasi, lokasi di kota, tapi harga di bawah 200 juta!

Nyatanya susah banget. Ada yang murah tapi lokasinya di Baleendah atau Rancaekek, atau di Cileunyi sana (maaf bukan bermaksud menjelekkan lokasi tersebut, tapi rata-rata daerah-daerah tersebut dilewat setiap orang dari daftar pencarian rumah). 

Hingga kemudian tiba Hasya waktunya sekolah. Mutar muter cari sekolah yang bagus, Alhamdulillah dapat sekolah yang bagus. Meski menguras dompet dan tabungan, tidak apa-apalah, apapun yang terbaik demi anak.

Terus gimana rumahnya? Kita ngontrak lagi saja. Toh ngontrak bukan pekerjaan haram dan memalukan toh, sembari nabung, kumpul-kumpul uang dari (sisa) gaji, dari orderan, dari sumbangan orang tua, siapa tahu cukup buat DP. Itu rencana tahun lalu. Nyatanya, setahun berlalu tapi uangnya ga kumpul-kumpul juga. Oladalah...

Terus rumahnya gimana? Kita ngontrak lagi aja. Allah belum ngasih, masih nunggu waktu yang tepat buat kita. Dia Maha Tahu yang terbaik buat kita. Mencoba bijak dan soleh.

Mencoba Menikmati dengan Bersyukur
Saya dulu, hingga sekarang, bercita-cita ingin keliling dunia, tinggal dan hidup di negeri-negeri jauh, misalnya Francis, Inggris, Kanada, Belgia, Swiss, Belanda, Jerman, Turki, Selandia Baru, Afrika Selatan, dll. Ingin menginjakan kaki di belahan Bumi Allah yang lainnya. Cuman hingga detik ini belum kesampaian.

Kini, saya dan keluarga keliling sebagian wilayah Bandung. Ngontrak. Mungkin sebelum saya diberi kesempatan keliling dunia, saya mesti keliling Bandung dulu,  Hehehe.

Kami sikapi dengan bijaksana aja sih, buat apa juga ngeluh. Memangnya kalau ngeluh langsung ada yang ngasih rumah? Dengan pindah sana pindah sini justeru kami jadi banyak keluarga, banyak kenalan, banyak kerabat. Apalagi daerah sekitar Babakan sari, Kiaracondong, wuuiihhh bagaikan melihat telapak tangan sendiri. Di daerah sanalah kami pindah kontrakan hingga tujuh kali. Hafal betul daerah sana. Tiap lewat gang-gangnya pasti ada saja yang kenal dan menyapa.

Kadang saya suka ngobrol sama istri, mungkin Allah membiarkan kita ngontrak dulu supaya kita banyak melakukan kebaikan di tiap tempat. Sejauh mana kebaikan yang kita berikan di tiap tempat yang pernah kita tinggali. Setelah itu kami sering review tiap tempat yang kita singgahi dan pernah tinggal di sana. Alhamdulillah, seingat kami, kami belum pernah melakukan kejelekan, baik ke yang punya rumah ataupun ke lingkungan setempat.

Kami dengan yang punya kontrakan yang dulu-dulu juga masih sering komunikasi, saling menyapa jika bertemu. Ada ibu kontrakan yang sms nanyain sudah punya rumah belum, kalau belum ngontrak di ibu lagi saja. Ada ibu kontrakan yang nangis tersedu sambil meluk istri saya ketika kami mau pindah (mungkin karena pemasukannya berkurang ya..).

Tapi syukur Alhamdulillah, dari pengalaman ngontrak ini kami jadi bertambah saudara, jadi hafal daerah-daerah yang tadinya kami tidak ketahui. Mungkin itulah hakikatnya, supaya kami saling mengenal dan saling silaturahmi.

Terus gimn rumahnya? Ngontrak lagi aja. Tidak apa-apa ngontrak asal bahagia, anak-anak soleh dan soleha, tercipta keluarga yang memberi manfaat untuk lingkungan. Dari pada punya rumah, tapi tidak bahagia, tidak menjadi surga buat penghuninya.

Tulisan ini dibuat diiringi rintik hujan sore di bulan April, ditemani secangkir teh hangat dan goreng pisang buatan istri tercinta. Sambil sesekali melihat si sulung mengajari adiknya membaca.


Ya Rabb, tak ada sesuatupun yang terasa nikmat kecuali dilalui dengan rasa syukur. Jadikanlah kami termasuk orang-orang yang selalu pandai bersyukur akan karunia yang Engkau berikan. Aamiin

Rabu, 23 Maret 2016

Momen Indah Seorang Ayah


Jika ditanya, apa momen terindah saya sebagai seorang Ayah?
Bagi saya, setiap saat bisa mendampingi buah hati adalah momen indah dan sangat berharga. Ketika pulang kerja anak-anak menyambut dengan pekikan bahagia adalah saat bahagia yang takbisa digambarkan. Saat anak-anak mencari dan membutuhkan saya untuk menyelesaikan masalahnya, baik mengenai pelajaran ataupun cuma membetulkan mainan adalah sebuah momen dimana saya merasa bangga sebagai Ayah yang dibutuhkan.

Setiap orang punya definisi sendiri tentang arti momen berharga bersama keluarga. Bagi saya sendiri momen berharga itu takmesti dalam suasana meriah, gempita pesta, makanan mewah, atau limpahan hadiah. Cukup dengan komunikasi dua arah dengan suasana penuh cinta itu sudah cukup dalam kategori momen indah bagi saya.

Tapi jika kalian tetap memaksa saya untuk tetap menyebutkan momen indah yang rutin terjadi dalam keluarga ya, saya akan sebutkan. Ada beberapa momen yang saya sangat menikmatinya ketika itu terjadi. Bukan hanya menikmati, tapi juga bahagia dan bangga. Apa saja itu?

Saat Sarapan Pagi
Sebelum berangkat kerja, saya dan keluarga; terutama saya dan si sulung Hasya selalu sarapan bersama. Sarapan bersama dalam satu piring. Istri yang nyiapin. Setelah saya dan Hasya beres berpakaian, sarapanlah kami.

Saya yang pegang sendok. Hasya saya suapin. Sesendok Hasya, sesendok saya.
Istri dan si kecil, Danish, biasanya hanya sarapan makanan kecil. Tapi takjarang Danish juga saya suapin. Kebiasaan ini sudah lama saya lakukan.

Sarapan pagi bagi saya masuk dalam kategori momen indah karena dikala sarapan ini saya dan anak-anak bisa berkomunikasi secara lebih dekat. Saya banyak menanyakan banyak hal terutama tentang perkembangan sekolahnya, pelajaran, gurunya, temannya, dan lain sebagainya. Tentang kesiapannya menghadapi hari ini, tentang rencananya hari ini bersama teman-temannya.

Dalam sarapan pagi bersama, saya juga mengajarkan kepada anak-anak untuk bisa bersyukur dengan apa yang kita punya hari ini, termasuk makanan. Hal biasa bilamana anak-anak malas sarapan karena menunya itu-itu saja. Seringnya kami sarapan pagi dengan telor ceplok. Selain praktis, juga murah. Pasti itu membuat bosan. Saat itulah saya sebagai ayah mencoba memberi pemahaman kepada anak-anak untuk tetap bisa bersyukur dengan apa yang dimakan hari ini.

Saya katakan, betapa di luaran sana begitu banyak anak-anak seusianya yang kelaparan, belum makan, tidak memiliki ayah-ibu, sekedar untuk makan saja mereka mesti bekerja, ngamen, mengemis, dan lain-lain. Bersyukurlah, karena kita di sini masih bisa sarapan pagi dengan nikmat meski hanya dengan telor ceplok, berkumpul bersama dengan keluarga, tidak kepanasan ataupun kedinginan.


Saat Berangkat Sekolah
Momen indah selanjutnya adalah ketika perjalanan ke sekolah. Kebetulan sekolah anak saya searah dengan jalan ke kantor. Setiap pagi saya membonceng Hasya berangkat ke sekolahnya, setelah itu saya lanjutkan berangkat ke kantor. Pulangnya dia pakai mobil jemputan.

Selama perjalanan ke sekolah, berboncengan, saya banyak ngobrol dengan Hasya. Saya bertanya apakah dia senang hari ini? Apakah dia senang bersekolah di sekolahnya? Kenapa saya bertanya seperti itu? Itu saya anggap penting karena siapa tahu sebenarnya anak tuh tidak siap sekolah hari ini, atau punya masalah di sekolahnya yang dia tidak mau cerita kepada orang tuanya. Saya pernah ikut seminar parenting, bahwa menanyakan apakah anak bahagia atau tidak dalam mengawali hari itu sangat penting. Itu untuk mengetahui kondisi psikologis anak pada hari itu. Jangan sampai anak membawa beban yang tidak terpecahkan dalam beraktifitasnya. Dukungan dan pelukan hangat orang tua sangat menguatkan dia dalam menjalani harinya.

Kami hanya berharap anak-anak bisa hidup dalam jalan dan tuntunan Al Quran dan Sunnah Rasul.

Saat perjalanan berboncengan ke sekolah, saya juga banyak menanyakan progres hafalan Quran-nya. Sudah sejauh mana dia menghafal surat-surat pendek, apa yang susah, dan mencoba mengajak murrojaah, membetulkan kesalahan pengucapan tajwidnya.

Dalam perjalanan yang singkat itu pula, saya sebagai Ayah mencoba menanamkan sedikit demi sedikit prinsip dan visi hidup keluarga yang coba kita bangun. Ibarat supir, saya memiliki rute perjalanan dan tujuan yang akan kita lalui. Inilah yang disepakati saya dan istri dalam membangun keluarga, dan ini pula yang coba saya jelaskan ke Hasya dalam perjalanan singkat ini. Tentu dengan bahasa yang sederhana, yang mudah dipahami anak seusianya.

Kenapa ini penting? Saya hanya mencoba menanamkan kepada anak tujuan hidup yang kami anggap benar dan menjadi landasan keluarga. Harapannya, semoga kedepannya anak kami sudah memiliki arah dan tujuan dalam hidup, tidaklah muluk, kami hanya berharap anak-anak bisa hidup dalam jalan dan tuntunan Al Quran dan Sunnah Rasul.

Selalu ada keceriaan pada saat mengantar Hasya. Selalu ada kebanggaan yang menyertai. Mengantar anak sekolah bagi saya sejatinya adalah mengantarkan sebuah benih mimpi besar yang kelak akan mewujud sebentuk sejarah. Sejarah keluarga atau peradaban.


Saat Solat Berjamaah
Momen berharga selanjutnya adalah saat solat berjamaah. Biasanya solat magrib dan isya. Saya sebagai imam, sedangkan istri dan Hasya takketinggalan Danish sebagai makmum.
Selalu haru dan bahagia ketika sebelum takbir saya berbalik kebelakang, memeriksa shaf. Melihat anak dan istri siap menjadi makmum dalam ritual penghambaan paling agung. Solat! Selalu bergetar suara ini tatkala melafalkan ayat-ayat suci. Betapa nikmat terbesar adalah karunia keluarga yang sehat dan soleh. Setidaknya itu yang saya rasakan.

Meski tidak setiap saat si bungsu Danish bisa tertib dan ikut solat hingga selesai. Tetap saja kehadirannya dalam shaf membuat saya bangga untuk anak usia 2 tahun. Tak jarang dia malah berdiri di hadapan saya, memandang saya dan tersenyum menggemaskan, atau malah tidur telentang di tempat saya sujud. Bahkan, pernah dia joget  di hadapan saya ketika saya jadi imam pas denger musik dangdut dari tetangga sebelah.

Selepas solat berjamaah, kami tilawah bersama. Setelah selesai tilawah, istri biasanya cek tilawah dan hafalan Hasya. Sedangkan saya coba ngajarin Danish Al Quran. Saya hanya memperkenalkan Al Quran padanya. Saya tilawah dihadapan dia, murojaah di hadapan dia. Supaya dia tahu bahwa Al Quran adalah bacaan setiap saat keluarganya. Takjarang kami coba bacakan ke dia surat-surat pendek yang mudah dihapal. Semisal Al Fatihah, Al Ikhlas, An Nas, Al Falaq. Meski Danish hanya bisa mengucapkan akhirnya saja tapi itu membuat kami bangga.

Itulah momen-momen indah saya bersama keluarga. Setiap saat adalah momen berarti nan indah, tapi itulah yang mungkin bisa saya ceritakan kali ini. Terlalu panjang jika setiap saat mesti ditulis. 

Tiap orang memiliki momen-momen indah bersama keluarga dan orang-orang tersayang. Apa momen terindahmu?


Selasa, 08 Maret 2016

Misi Mengembalikan Tutur Ahmad

misi mengembalikan - http://tuturahmad.blogspot.co.id/

MENJALANI bulan kesepuluh dalam beraktifitas ngeblog (lagi). Saya mulai dihinggapi rasa bosan dalam nulis artikel atau postingan. Nah lho?

Sudah beberapa hari saya merenung, saya merasa belum jujur menjadi blogger.
Awal ngeblog tujuannya adalah latihan menulis. Apapun. Apa yang saya lihat, dengar, baca, alami, juga opini saya akan suatu hal. Sebuah blog yang menampilkan "inilah saya".

Nyatanya, seiring waktu berjalan saya mulai tidak komit dengan niat awal. Saya mulai tidak jujur dengan perasaan saya. SEO, iklan, dan popularitas di dunia maya mulai menggoda saya.

Saya kemudian lebih sering menulis tutorial adsense, tips blogging, dan masalah per SEO-an ketimbang menulis apa yang saya rasakan.

Ketika menulis tentang itu semua, kemudian mendatangkan komentar dan trafik yang banyak seketika saya merasa senang. Tapi di lubuk hati ada sesuatu yang tertinggal, sesuatu yang semestinya ditulis berdasarkan hati. Sesuatu yang timbul dari pengamatan, pengalaman, dan perenungan. *apa istilahnya ya?

Ada banyak temuan yang urung saya tulis dan jadi postingan karena kalah oleh permintaan pemirsa, kalah oleh nilai keyword di googletrends, google adwords, atau ubbersuggest.

Saya jadi blogger yang jaim. Menulis apa yang disukai orang, bukan menulis apa yang saya rasa dan suka. Saya kehilangan idealisme dalam menulis, dan saya pikir ini masalah gawat dan mesti secepatnya dibenahi.

Solusinya adalah saya akan membuat blog baru dengan niche blog, dan blogger yang ngebahas masalah blogging, per-bloggeran, SEO, dan semacamnya. Karena saya suka ngeblog, dan berbagi ilmu. Jadi segala temuan tentang blog, dan saya rasa penting untuk dibagi maka akan saya share di blog ini.

O iya, blog baru ini juga saya jadikan blog monetize. Ladang mendulang dollar. Hehehe

Misi saya adalah mengembalikan TuturAhmad ke trek awal pembuatan. Sebagai sebuah ekspresi diri dalam menulis dan berpendapat juga beropini di dunia maya. Ciee * heroik banget.

Masalah share ilmu blog mungkin akan sekali-kali dibahas, meski tidak akan mendetil. Pembahasan detilnya paling diarahkan ke blog baru itu.

Jadi buat sobat yang setia berkunjung, pasti akan sedikit heran dengan blog kece badai ini yang tibatiba jadi hening. Si Akang ini akan coba menulis dengan "benarbenar" menulis, dengan hati. Trafik, keyword, SEO, dan tektekbengek lainnya akan diabaikan.

Meski begitu tetap berkunjung ya. Insya Allah perubahan ini tidak akan mengurangi kualitas tulisan, malah ini suatu upaya dalam peningkatan tulisan saya. Tetap berkunjung, tetap jalin silaturrahim. Salam.



Selasa, 23 Februari 2016

Cara Menemukan Tulisan Copas Dari Blog Kita

Sebagai blogger akan sangat senang jika tulisan kita bisa menginspirasi orang lain. Tulisan yang kita buat dengan ide dan riset terlebih dahulu tentunya memiliki bobot yang luar biasa, baik dalam penulisan maupun dalam penyajian. Terasa gimana gitu jika tulisan hasil karya kita bisa nangkring di page one google.

Namun gimana pula rasanya jika tulisan yang kita buat dengan susah payah ternyata diduplikat atau dicopas oleh orang lain dan diposting di blognya? Tanpa menyertakan sumbernya pula. Sakitnya tuh di sini, kata Ceu Cita Citata mah.

Bukan rahasia lagi jika dalam dunia blog, ada blogger plagiat atau duplikat. Mereka membuat postingan dengan meng-copy tulisan blogger lain dan mem-pastenya di blog sendiri. Tanpa menuliskan sumber, seolah itu tulisan hasil karya sendiri.

Bagi Agan - agan yang curiga tulisannya ada yang copas-in, cek aja di Plagiarism Checker Tool. Sebuah tool yang bisa mendeteksi tulisan kita apakah ada yang menyalin dan copas oleh orang lain atau tidak.

Caranya gampang, silahkan Agan-agan masuk ke Plagiarism Checker Tool. Nanti di halaman yang terbuka ada kotak kosong, di pinggirnya ada keterangan Please Paste Yout Text Here. Buka artikel mana saja dalam blog Agan-agan yang dicurigai ada yang copas. Copy satu atau dua paragraf saja. 

Kemudian paste-kan di kotak kosong di halaman Plagiarism tadi. Isi captcha yang berupa penjumlahan dengan benar. Kemudian submit. (Lihat gambar)

plagiarism cheker - http://tuturahmad.blogspot.co.id/

Nanti akan terbuka kotak hasil Plagiarism Cheker. Klik saja konten yang ada di kotak itu, dan kita akan dibawa ke halaman google yang menampilkan web atau blog yang memiliki kesamaan kata dan tema. Silahkan buka satu-satu, adakah blog atau web yang meng-copas tulisan kita? Tulisan sendiri biasanya mudah dikenali.

plagiarism cheker - http://tuturahmad.blogspot.co.id/

Mugkin itu yang bisa dibagikan oleh Si Akang ini sebagai info ringan, seringan kurupuk Pak Agus. Semoga bisa menginspirasi. Tetap semangat. Tetap menulis. No Copas!

Kamis, 18 Februari 2016

Lawan LGBT Dengan PHN

Ini tentang LGBT. Sebuah kata akronim dari Lesbi, Gay, Biseks, dan Transgender. Sebuah kelompok yang beranggotakan orang-orang dengan kelainan orientasi seksual. Gerakannya mulai masiv, menyelusup ke tengah-tengah masyarakat, dengan berbagai cara, dengan berbagai media, dengan berbagai alasan.

Keberadaan dan pergerakannya yang mulai meresahkan mulai mendapat perlawanan dari masyarakat normal, agamawan, politikus, dan lembaga-lembaga parenting. Mereka mulai mengkampanyekan PHN; Perilaku Hidup Normal. PHN adalah lawan dari LGBT.

LGBT NAIK DAUN
Beberapa tahun kemarin pernahkah kita mendengar LGBT? Mungkin hanya segelintir orang yang mendengar dan tahu apa itu LGBT. Tapi sekarang, pasca putusan MA Amerika yang mengesahkan perkawinan sejenis, kaum LGBT di dunia, khususnya di Indonesia seakan menemukan momentum untuk lebih menampilkan diri.

Mereka mulai berkampanye mencari dukungan agar bisa diakui masyarakat dan dilegalkan pemerintah. Mereka mengklaim bahwa keberadaan mereka bukanlah penyakit, mereka hanya memiliki orientasi seks yang berbeda. Dalam sebuah acara di sebuah tv swasta pentolan LGBT menyebutkan bahwa cinta itu tak bergender. jadi tidak harus lelaki mencintai perempuan dan sebaliknya, tapi bisa juga lelaki mencintai lelaki, atau perempuan mencintai perempuan. Gelo!

Kampanye di dunia maya tentang LGBT, baik yang mendukung ataupun yang menolak praktis membuat LGBT naik daun. Yang tadinya LGBT tidak dikenal masyarakat kemudian jadi dikenal dan mengundang penasaran banyak orang, terutama remaja. Di Googletrends sendiri kata LGBT mencapai 100.000 penelusuran per hari.

Ini jelas mengkhawatirkan kita, kampanye penolakan kita teradap LGBT justru semakin melambungkan mereka, dan memasukan kosakata LGBT ke dalam kosakata masyarakat. Bagaimana tidak, saat demo, di media, di sosmed, di tv kita selalu menyebut kata LGBT. Akhirnya masyarakat yang tidak tahupun akan mencari tahu apa itu LGBT. Mending kalau mereka mencari jawaban kepada orang atau media yang tepat bagaimana kalau mereka mendapatkan jawaban dari media atau orang yang mendukung LGBT, atau parahnya bagaimana kalau mereka mendapat jawaban dari penderita LGBT sendiri.

KATA LAWAN DENGAN KATA
Ada perbincangan menarik di grup WA yang saya ikuti. Untuk menghentikan kampanye LGBT jangan lah dengan teriak atau tulisan "Stop LGBT, Tolak LGBT, LGBT Penyakit, dll". Itu semua hanya akan menambah LGBT jadi trend. Tujuan baik tidak akan berdampak baik jika tidak tepat dalam penyampaiannya. Kenapa? Berikut saya kutip dari grup WA saya.

1. Perulangan Kata di Pikiran kita
Istilah psikologinya adalah afirmasi. Semakin sering menyebut LGBT, kata itu malah semakin tertancap di pikiran pembaca/follower kita. Lama kelamaan akan menjadi sebuah kebiasaan. Ingat iklan di TV:  “Berapa lapis?" Maka, otomatis kita menjawab “ratusan”. Kenapa kok bisa hafal? Karena iklannya dulu diulang terus-menerus setiap hari.

2. Penolakan Yang Bersifat Sementara.
Ingat kasus: Tahun 1998, istilah KKN dipopulerkan oleh aktivis yang teriak-teriak “berantas KKN”. Tagline ini bahkan bisa menggerakan jutaan masa untuk menghentikan pemerintah yang berkuasa 32 tahun. Tapi coba lihat efeknya 18 tahun kemudian. Apakah KKN masih ada? Tentu saja! Beberapa aktivis yang dulu teriak berantas KKN, eh malah sudah ada yang dipenjara karena kasus KKN. 

3. Program Linguistik.
Ini ada hubungannya dengan ilmu linguistik yang memprogram bahasa kita.
Kalau dibilang, “Jangan bayangkan sebuah apel merah!" Maka, otomatis yg pertama kali muncul di pikiran Anda adalah sebuah apel berwarna merah. 

“Gue udah capek hidup susah..." Maka, yang terbayang adalah gambaran keadaan atau perasaan hidup susah.

“STOP LGBT!" Maka, yang terbayang adalah perilaku LGBT. 

Hasil riset Maximilian Riesenhuber, PhD (Kepala GUMC Laboratory for Computational Cognitive Neuroscience) di  Georgetown University Medical Center mengatakan bahwa neuron di otak kecil mengingat sebuah kata beserta ruang lingkupnya dalam area yang disebut “kamus visual". Semua kata yg kita cerna, akan terekam di kamus visual itu. Dan dalam kajian NLP (Neuro Linguistic Programming), telah dibuktikan bahwa kata-kata yang terlintas di pikiran atau diucapkan dalam hati, secara sadar atau tidak sadar, akan mempengaruhi tindakan kita.

Terus kita mesti gimana?

Kata lawan dengan kata. Masih dari grup WA, kata terbaik untuk melawan LGBT adalah PHN (Perilaku Hidup Normal)Lalu, kenapa harus menggunakan kata PHN?

1. Kita akan menjadi juru kampanye untuk perilaku hubungan normal
Mengapa disebut hubungan normal? Karena untuk kita yg masih percaya nenek moyang kita adalah Adam & Hawa, pasti percaya pula bahwa hubungan yg normal adalah yang terjadi pada Adam & Hawa. Bukan Adam & Jack atau Adam & Michael atau Adam & Udin .

Kalau kita percaya Adam & Hawa itu normal, harusnya kita juga berperilaku normal seperti nenek moyang. Karena  di situlah awal sifat genetik manusia berasal. Bohong kalau ada yg mengatakan, gay itu bersifat genetik. (Yg bilang begitu, bisa jadi nenek moyangnya Adam & Jack. Hehe…)

2.  Menyadarkan Orang lain Untuk Hidup Normal.
Kalau kita sebar Dukung PHN (Perilaku Hubungan Normal, artinya kita mengingatkan orang bahwa perilaku hubungan di luar Pria-Wanita adalah TIDAK NORMAL.

Bukankah tidak ada orang yang suka dibilang tidak normal? Kata-kata normal sengaja dimasukkan ke dalam singkatan ini. Karena semua orang paham apa itu arti kata normal.

3.  Menjadikan PHN Sumber Kajian Baru Masyarakat.
PHN (Perilaku Hubungan Normal) ini ketika dipopulerkan, akan menjadi kajian-kajian baru tentang mengapa harus menikah dengan berlainan jenis. Silakan berikan alasan, refresh lagi indahnya pernikahan & bahagianya berkeluarga.

Para tokoh parenting dan public figure lebih baik jangan hanya menyuarakan 'ketakutan' pada LGBT, tapi juga suarakanlah keindahan PHN (Perilaku Hubungan Normal), sehingga generasi muda termotivasi & bangga untuk selalu memiliki PHN. 

Karena itu mulai sekarang, hentikan atau minimal kurangi kampanye anti LGBT, dan gantilah dengan kampanye dukung PHN (Perilaku Hubungan Normal), sehingga orang tua punya panduan dalam mendidik anak untuk memiliki PHN (Perilaku Hubungan Normal). 

Menurut seorang psikolog LGBT itu adalah sebuah penyakit, dan laiknya penyakit maka LGBT bisa disembuhkan. Kalau ada sanak saudara, teman, sejawat yang terindikasi LGBT, bawalah ke psikolog, dan ulama. Psikolog akan mengobati sisi kejiwaannya, dan ulama akan mengobati sisi ruhaninya dan mengembalikan si penderita akan fitrah dirinya.

Ini semua pada akhirnya adalah pilihan... kita mau jadi juru kampanye yang mana? LGBT atau PHN (Perilaku Hubungan Normal)?

Senin, 15 Februari 2016

Cara Jadi Publisher Di AdsenseCamp

Lagi-lagi tentang penghasilan melalui blog, saya yakin pembahasan ini tidak membosankan. Apalagi bagi blogger yang ngebet banget berpenghasilan melalui blog. Terutama sebagai publisher.

Tadinya bosen sih ngasih terus tips dan tutorial. Belum lagi ada rasa tidak enak, takutnya dikira sok pinter dan paling tahu.

Tapi nyatanya masih banyak teman-teman yang nyari info-info seperti ini.

Pada kesempatana kali ini Si Akang ini akan coba berbagi pengalaman cara jadi publisher di AdesenseCamp.

AdsenseCamp adalah web portal penyedia iklan dan tempat beriklan* gitu deh. Meski namanya Adsense tapi web ini aseli Indonesia. Sistemnya CPC (Cost Per Click) jadi kita dibayar jika ada yang klik iklan mereka. Dan yang pasti, daftarnya gampang banget.

Langsung saja ya.

1. Caranya Klik di banner AdsenseCamp yang ada di kanan atas blog ini. Atau klik DI SINI

2. Pilih Create Publisher Account. Isi formulir dengan lengkap, ikhlas, dan tanpa paksaan dari siapapun.

daftar adsensecamp - tuturahmad.blogspot.com


3. Lakukan konfirmasi pendaftaran via email. Setelah mengisi formulir, kita akan dikirimi email dari AdsenseCamp untuk konfirmasi. 

4. Masuk ke AdsenseCamp. Masuk melalui member area dengan menggunakan username dan password kita.

5. Dashboard ---> Tambah Chanel Iklan ---> Masukan informasi blog kita.

daftar adsensecamp - tuturahmad.blogspot.com
6. Pemberitahuan berhasil. Jika sudah akan ada pemberitahuan keberhasilan kita menambah data di AdsenseCamp. Dan kita dipersilahkan memasang iklan.

daftar adsensecamp - tuturahmad.blogspot.com

7. Selanjutnya pilih Account. Edit profil kita dan lengkapi pula data bank kita. Lakukan dengan benar, terutama data bank. Nanti kalau salah AdsenseCamp salah transfer rugi kita.

8. Klik Publisher ----> Pasang Script Iklan. Pilih ukuran dan template yang sesuai. Kalau sudah cocok ambil dan copy kode scriptnya di tombol Pilih Tampilan Iklan Ini.

daftar adsensecamp - tuturahmad.blogspot.com


9. Buka dashboard blog kita ---> Tata Letak ----> Tambahkan Widget HTML. Pastekan script iklan yang sudah kita peroleh. Atur posisinya. Save

10. Selesai.


Itulah sedikit tutorial cara jadi publisher di AdsenseCamp. Selamat mencoba. kalau sudah berhasil jangan lupakan Si Akang ini ya, minimal 10% hehehehe.


Jumat, 12 Februari 2016

Cara Mengetahui Kecepatan Blog

Salah satu faktor yang mendukung page views sebuah blog adalah kecepatan loading blog. Ya, blog yang fast responsive sangat disukai pengunjung. 

Kebayang dong, ketika kita klik sebuah konten tapi ternyata loadingnya saja lambat sampai setengah jam! Mending kabur deh.

Saya kira itu juga salah satu penyebab kita sering kehilangan pageviews.
Terus kita tahu blog kita cepat atau lambat loadingnya dari mana? Cara mengetahui kecepatan blog itu gimana? Pasti itu pertanyaannya. Iya kan? Ngaku deh.

Si Akang ini tiap sebulan sekali selalu cek kecepatan blog ini. Tujuannya biar bisa tahu kecepatan blognya masih oke atau sudah melambat.

Ada 3 website yang biasa saya pakai buat cek kecepatan loading blog

1. Pingdom
Tadi pagi saya cek kecepatan Tutur Ahmad di Pingdom. Hasilnya sangat memuaskan. Perform Grade blog ini 84/100, kecepatan loading 3,78 detik. Kecepatan normal sebuah blog adalah 75/100. Berarti blog Si Akang lumayan cepet ya *angkat dagu*

pingdom - http://tuturahmad.blogspot.com/
Pingdom

2. Webpagetest
Web ini menampilkan laporan dengan sangat lengkap, dan disertai infografik penelusuran tiap page, image, postingan, dll.

Di web ini Tutur Ahmad dapat nilai A untuk First Byte Time, Keep Alive Enable, dan Compress Transfer, tapi dapat F untuk Compress Image dan Cache static content.

webpagetest - http://tuturahmad.blogspot.co.id/
Webpagetest


3.Gt metrix
Di sini blog Si Akang dapat nilai A untuk pagespeed score, tapi D untuk YSlow Score :-(

gtmetrix - http://tuturahmad.blogspot.co.id/
Gtmetrix


Setidaknya dari 3 website pengukur kecepatan, blog Tutur Ahmad tergolong blog berkecepatan tinggi. Alhamdulillah.

Meski tetap ada yang harus diperbaiki, yaitu masalah compress image dan cache static.

Dari rutinnya kita melakukan cek kecepatan blog setidaknya kita akan tahu setiap permasalahan pada blog kita. Ibarat rumah, kita mesti telaten merawat dan memeliharanya, siapa tahu ada yang rusak, ada yang bocor gentingnya. Jadi kita bisa tahu dan siapkan langkah antisipasinya.

Ayo, yang merasa punya blog cek kecepatan blog kalian!

WAJIB TAHU! INILAH CARA MENGETAHUI MADU YANG ASLI

Cara membedakan madu yang asli Meski madu bisa dibeli di banyak tempat, nyatanya tidak semua madu yang ditawarkan adalah madu asli. Banyak o...