Sabtu, 17 September 2016

Festival Siti Nurbaya 2016: Sebuah Etalase Kejelitaan Budaya Minang

Tuturahmad.com - Kalau ada yang bertanya, apa yang Anda tahu dari kota Padang selain Rendang dan Malin Kundang? Jawabannya adalah Siti Nurbaya. Tanpa bermaksud mengecilkan ikon terkenal lain di Kota Padang, cerita Siti Nurbaya memang telah menjadi legenda bukan saja bagi warga Minang sendiri tapi juga bagi bangsa Indonesia.

Berkisah tentang jalinan cinta antara Siti Nurbaya dan Syamsul Bahri.  Tapi sayang, kasih mereka tak sampai hingga pelaminan dikarenakan kawin paksa yang mesti dijalani Siti Nurbaya. Siti Nurbaya dipaksa untuk menikah dengan Datuk Maringgih yang seorang rentenir tua, sebagai pelunas hutang keluarganya.

Kisah lengkapnya saya yakin semua sudah sama-sama hafal. Siti Nurbaya dan Syamsul Bahri pada akhirnya menemui kematian, konon mereka dimakamkan berdampingan di Bukit Padang. 

Sad ending memang, tapi matinya tokoh utama cerita tidak lantas membawa mati pula sejarah novel terbitan Balai Pustaka ini. Siti Nurbaya jadi legenda. Kelihaian bercerita Marah Rusli yang menggambarkan realita kehidupan sosial masa itu mampu memberikan kekuatan lain, hingga cerita ini seolah nyata dan benar-benar terjadi.

Hingga kini novel Siti Nurbaya menjadi salah satu bacaan wajib para siswa ketika mempelajari kesusasteraan Indonesia. 

Festival Siti Nurbaya
Kini Siti Nurbaya kembali terlahir. Tetapi bukan sebagai seorang gadis jelita berambut panjang bak mayang terurai yang santun budi pekertinya. Siti Nurbaya yang sekarang adalah sebuah festival kebudayaan


Panggung Utama Festival Siti Nurbaya 2016. Megah (Foto: Doc. SMI)
Festival Siti Nurbaya namanya. Festival ini merupakan festival tahunan yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Budaya Kota Padang. Festival Siti Nurbaya bertujuan untuk mengangkat budaya Minang serta menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk berwisata ke Kota Padang. Festival ini pertama kali digelar pada tahun 2011. 

Festival Siti Nurbaya tahun ini bertempat di Pantai Muaro Lasak atau Tugu Perdamaian, Kota Padang. Berlangsung mulai tanggal 7-10 September 2016.

Kemeriahan Festival Siti Nurbaya
Pada Festival Siti Nurbaya yang ke 6 ini masyarakat Kota Padang disuguhi bermacam hiburan yang rancak bana. Dunsanak bisa merasakan kemeriahan festival mulai dari pembukaan hingga penutupan. Ada pun kegiatan yang diadakan adalah,
  • Karnaval dan Perahu Hias Festival Siti Nurbaya 
  • Lomba Salaju Sampan
  • Lomba Maelo Pukek 
  • Lomba Panjat Pinang
  • Lomba Permainan Anak Nagari (Enggrang, Sepak Rago, Tarompah Tampuruang) 
  • Lomba Manggiliang Lado 
  • Lomba Mangukua Karambia 
  • Lomba Malamang antar SMA
  • Lomba Membuat Teh Talua
  • Lomba Vokal Grup Lagu Minang Tingkat 
  • Lomba Sosial Media:
        - Lomba Instagram (Foto dan Video)
        - Lomba Blog
        - Lomba Facebook
        - Lomba Twitter
        - Lomba Email Kuesioner
        - Lomba Campaign BBM
        - Lomba Campaign Whatsapp

  • Lomba Fotografi
  • Gathering Komunitas “The Harmony Collaboration”
  • Nonton Bareng Film Anak Nagari
  • Pentas Seni 

Banyaknya kegiatan yang menampilkan beragam sajian budaya nagari ternyata mampu membuat warga Kota Padang berduyun-duyun ke lokasi acara. Tidak sedikit pula warga dari luar Kota Padang yang datang, bahkan wisatawan mancanagara. 

Kolaborasi Semua Elemen Masyarakat
Pada Festival Siti Nurbaya tahun ini pihak penyelenggara lebih memperluas keterlibatan elemen masyarakat dalam setiap kegiatan festival. Jika dulu hanya melibatkan tingkat kecamatan saja, maka tahun ini elemen masyarakat yang terlibat mulai dari tingkat RT/RW, pegawai SKPD, masyarakat umum, beberapa komunitas, dan tidak ketinggalan para pemuda Kota Padang.

Keterlibatan pemuda dalam Festival Siti Nurbaya diharapkan dapat membangkitkan kecintaan akan keragaman budaya lokal dan sekaligus menjadi pewaris yang mampu menjaganya. Sehingga kedepannya budaya Minang dapat terus berkembang di tengah-tengah masyarakat utamanya anak muda.

Perlombaan Yang Mengangkat Budaya Lokal
Ada beberapa perlombaan yang memang berangkat dari budaya dan tradisi lokal yang menarik minat pengunjung, diantaranya perlombaan Selaju Sampan atau perlombaan dayung sampan. Perlombaan ini adalah budaya dari masyarakat pesisir selatan Sumatera sebagai ajang perekat tali persaudaraan.


Perlombaan Salaju Sampan (Foto: Doc. SMI)
Lomba Maelo Pukek, yaitu lomba menarik jala ikan di pantai. Maelo Pukek adalah cara tradisional nelayan masyarakat Minang untuk menangkap ikan di pinggir laut atau pantai. Kegiatan ini memerlukan banyak orang yang terlibat.

Sebelum menarik jala, mereka terlebih dahulu harus berlayar ke tengah pantai untuk menebar jaring. Setelah jaring disebar, nelayan kembali ke tepi pantai, untuk menarik jala tersebut secara bersamaan. 

Selanjutnya lomba Manggiliang Lado atau mengulek cabai/cabe. Bagi masyarakat Minang lado atau cabe tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan mereka. Cabe merupakan elemen penting dalam kuliner Minang, karena memang sebagian besar kuliner Minang mempunyai cita rasa yang pedas.


Video kemeriahan lomba Manggiliang Lado

Kondisi tersebut membuat Manggiliang Lado dimasukkan kedalam rangkaian perlombaan di Festival Siti Nurbaya. Perlombaan ini banyak diikuti kaum wanita, baik tua maupun muda. Bahkan, adapula peserta wisatawan mancanagara.

Perlombaan selanjutnya yang diangkat dari tradisi masyarakat Minang yaitu Mangukua Karambia. Mangukua Karimbia adalah memarut kelapa, tradisi unik ini berawal dari kebiasan para ibu-ibu di Minang saat membuat makanan yang banyak mengandung santan. 

Meskipun memiliki arti memarut kelapa, dalam Manguku Karambia masyarakat Minang memiliki tehnik khusus yang pastinya beda banget dengan daerah lain. Alat yang digunakan adalah parutan kelapa yang biasa disebut Garudan.


Lomba Mangukua Karambia (Foto: Doc. SMI)
Garudan terbuat dari kayu dengan bentuknya sepintas mirip mainan anak-anak. Pada bagian belakang digunakan untuk dudukan sekaligus tempat duduk pemarut. Pada bagian ujung ada besi berbentuk seperti sendok yang bergigi. Kelapa tua yang terpilih akan diparut dengan alat ini dengan cara ditekan-tekan dan digeser-geser dengan arah vertikal atau horizontal.

Festival Siti Nurbaya Pelestari Budaya Minang
Basosok bajarami, bapandam pakuburan, soko pusako kalau tadalami, mambayang cahayo diinggirkan. Kalau ajaran adat dapat didalami dan difahami, serta diamalkan oleh masyarakat, maka masyarakat itu akan menjadi tinggi mutunya.

Helatan Festival Siti Nurbaya takmelulu masalah kunjungan wisata lokal dan mancanagara, tapi jauh lebih besar dari itu, yaitu lestarinya adat dan budaya yang menjadi identitas suku Minang.


BACA JUGA: Asyiknya Wisata Sejarah dan Legenda di Puncak Gunung Padang

Ditengah krisis identitas yang mulai melanda generasi muda Minang, perhelatan Festival Siti Nurbaya bak oase di padang gersang. Kegiatan dan tema acara yang mengangkat kembali budaya dan adat lokal setidaknya membersitkan sebuah asa akan terciptanya generasi pecinta dan pemelihara budaya Minang.


Taman Muaro Lasak. Tempat Festival Siti Nurbaya (Foto:Doc. SMI)
Festival Siti Nurbaya dengan segala bentuk kreativitasnya tidak hanya mampu memberikan hiburan semata tapi juga kesadaran kepada masyarakat, khususnya pemuda Minang, bahwa ternyata kita sangat kaya akan budaya. 

Kesadaran itulah yang diharapkan mampu mewujudkan rasa “baliek ka pangka” pada jiwa pemuda Minang. Baliek ka pangka adalah menggali serta menghayati kembali falsafah dan nilai-nilai budaya Minangkabau sebagai panutan hidup sesuai dengan angan dan cita-cita masyarakatnya.

Sebuah Etalase Budaya
Jika boleh diibaratkan, Festival Siti Nurbaya adalah sebuah etalase yang mampu menyajikan aneka budaya Minang yang beragam. Budaya-budaya lama yang penuh falsafah dan tauladan tapi nyaris terlupakan, di Festival Siti Nurbaya kembali diangkat. 

Keluhuran budaya berkolaborasi dengan kreatifitas seni modern, menghasilkan sebuah suguhan yang rancak, menghibur dan mendidik.

Harapannya, semoga Festival Siti Nurbaya bisa menjadi ikon event budaya Padang yang mampu menampilkan wajah budaya Minang kembali jelita. Seperti Siti Nurbaya.

Semoga.







Selasa, 13 September 2016

Daging Qurban Reborn: Kolesterol Bos!

Alhamdulillah, nyampe lagi deh usia kita ke Idul Adha tahun ini. Ngomongin Idul Adha pasti kita ga bakalan bisa lepas dari tema daging qurban. Yang qurban ataupun yang tidak qurban pasti kebagian, iya gak? Ada daging sapi, ada daging kambing.

Digimanain tuh daging qurbannya? Berbagai menu olahan daging qurban pasti sudah direncanain bagi si penerima daging. Ada yang disate, disop, direndang, digulai, kemudian dimakan. Hehehe…

kolesterol
Sate. Salah satu menu yang dipilih sebagai olahan daging Qurban/Photo: Ahmad
Setelah puas menyantap makanan dengan aneka menu daging, hal selanjutnya yang akrab menghampiri adalah isu kolesterol  yang siap menyerang. Bagi Anda yang tidak memiliki riwayat kolesterol mungkin tidak perlu khawatir, tapi bagaimana dengan Anda lainnya yang memiliki potensi atau malah telah mengidap kolesterol? Tentunya ini membuat khawatir.

Daging Penyebab Kolesterol?
Menurut yang saya baca, memakan daging sebenarnya bukan satu-satunya yang menyebabkan kolesterol, cara memasaknyalah yang bisa memicu terjadinya kolesterol. Kita tahu masakan Indonesia adalah masakan yang banyak menggunakan rempah dan santan, terutama jika berbahan dasar daging. Nah, itulah yang bisa menyebabkan kolesterol, di samping pola hidup juga.

Daging penyebab kolesterol?/Photo: Ahmad
Padahal daging justeru memiliki kandungan kolesterol  paling rendah jika dibandingkan dengn bagian tubuh lainnya.

Kolesterol adalah senyawa lemak berlilin dalam tubuh  yang sebagian besar ada di hati dan sebagian lainnya ada pada makanan. Kalau kita sudah terkena kolesterol maka bisa mengakibatkan penyakit lain yang lebih serius, misalnya stroke dan jantung. 

Ada baiknya bagi Anda yang memiliki potensi kolesterol untuk bisa menjaga nafsu ketika menghadapi makanan berbahan dasar daging. Usahakan untuk memakan satu jenis tipe olahan saja, misalnya kalau sudah ngambil sate jangan terus diguyur dengan gulai, terus dicampur lagi dengan sop. Wah, sudahmah kemaruk, potensi kolesterolnya juga besar.  Ayooo, siapa tuh hehehe…

Cara Menurunkan Kolesterol
Berbicara kolesterol sebenarnya tidak melulu masalah makanan, tapi juga menyangkut pola hidup. Orang yang memiliki pola hidup yang tidak sehat atau tidak teratur memiliki peluang lebih besar untuk terkena kolesterol.

kolesterol
Bijak dalam memilih menu, jangan semua dipilih/Photo: Ahmad
Olahraga teratur adalah salah satu aktifitas yang dapat membantu menurunkan kolesterol. Dengan kita berolahraga rutin akan menimbulkan peningkatan high density lipoprotein (HDL), yaitu semacam kolesterol baik yang ada dalam tubuh kita.

Selain perbaikan pola hidup dan #olahraga teratur, biasanya kita mengkonsumsi obat yang bisa menurunkan kolesterol dengan waktu cepat. Di toko obat atau apotek banyak dijual berbagai macam merek obat penurun kolesterol.
Baca Juga Ya: Sehat dan Bahagia dengan Berlari
Saran saya belilah obat penurun kolesterol yang berbahan dasar alami. Obat dengan bahan dasar alami biasanya aman dan tanpa efek samping karena tidak menggunakan bahan kimia.

Ada beberapa bahan alami yang memiliki khasiat menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh kita, diantaranya adalah daun pegagan, mengkudu, mahkota dewa, madu, temu lawah, kayu manis, dan gula aren.

Jika kita malas membuatnya, jangan khawatir, bahan-bahan tadi sudah ada yang versi jamunya. Jamu penurun kolesterol yang telah dikemas secara praktis. 

Tinggal beli ke apotek, minum secara teratur, perbaiki pola hidup, dan rutin berolah raga. Insya Allah sehat!

Kesimpulan
Berhentilah menyalahkan daging qurban sebagai biang kolesterol.

Ternyata kolesterol itu tidak melulu dikarenakan daging. Ini penyakit lebih ke pola hidup yang tidak teratur. Asal kita tidak berlebihan dalam mengkonsumsi daging, rajin berolahraga, dan konsisten dengan pola hidup sehat maka potensi kolesterol akan bisa diminimalisir.

So, masih ada satenya? Sikaaat!!








Senin, 29 Agustus 2016

Taubat Imam Mukidi

tobat sambel -tuturahmad.com

Taubat Imam Mukidi - Taubat atau tobat (dalam bahasa kita) secara bahasa berasal dari bahasa Arab; taaba, yatuubu, taubatan, yang berarti kembali. Makna kembali di sini adalah kembali dari segala hal yang tercela menurut norma agama.

Sedangkan kalau dilihat secara istilah taubat adalah kembalinya seorang hamba kepada Allah dari segala perbuatan dosa yang pernah dilakukan, baik secara sengaja ataupun tidak sengaja. 

Secara ringkas taubat adalah meninggalkan dan menyesali serta berjanji untuk tidak mengulangi lagi segala perbuatan tercela.

Tumben Soleh
Wuih, tumben ngomongin masalah tobat. Jangan-jangan pemilik blog ini lagi dapat hidayah ya? Hehehe.

Ini sebenarnya tema dadakan, tidak disengaja, dan asal tulis. 

Awalnya sedang blogwalking. Terbang sana, terbang sini. Terus terkaget-kaget ketika menemukan berita seorang pedangdut senior ditangkap polisi karena ketahuan sedang nyabu. Parahnya lagi, ini adalah penangkapan ke tiga kalinya kepada dirinya. 

Kita jangan sebutkan namanya. Kita panggil saja dia Imam. Imam sudah 3 kali ditangkap polisi karena kasus penyalahgunaan narkoba. Pada tahun 2008, dia ditangkap di Medan karena kasus narkoba, dihukum penjara 14 bulan. 

Lalu, pada tahun 2010 kembali ditangkap polisi dengan kasus serupa di apartemennya di Jakarta. Eh, kemarin Sabtu, pelantun tembang Jangan Tinggalkan Aku ini kembali ditangkap untuk yang ketiga kalinya. Sepertinya dapat hadiah gelas deh dari pak polisi.

Tobat Sambel
Di atas sudah dibahas mengenai definisi dan makna taubat/tobat. Dan kita semua sepakat dengan definisi, makna, dan maksudnya. Baik secara agama maupun norma.

Sayangnya, untuk Sang Pedangdut ini tobat yang dia lakukan adalah tobat sambel. Tahu kan, di masyarakat kita ada istilah Tobat Sambel. 

Tobat sambel adalah sebuah majas untuk menggambarkan seseorang yang tidak pernah benar-benar kapok untuk berhenti melakukan sesuatu. Tobat sambel  itu seperti kita makan sambal pedas, saat itu bilang kapok. Tetapi, 'sensasi' pedas yang didapatkan itu seringkali diinginkan kembali, dan akhirnya kita akan memakannya lagi. Itulah yang dimaksud 'tobat sambel'.

“Kata tobat di masyarakat sekarang sudah menjadi sekedar kata seru untuk menyatakan kekagetan atau kekesalan, bukan lagi kata yang bermakna penyucian diri”, ujar Mukidi sok bijak.

“Terus harusnya gimana, Di”, Tanya Mbah Mul.

“Ya sudah saatnya kita kembali ke taubat dalam terminologi agama, karena sesungguhnya Allah itu Maha Penerima Taubat bagi hamba-Nya yang benar-benar bertaubat”, tandas Mukidi sambil meraih gitar

“Hmm, tumben sampeyan jadi soleh, Di. Biasanya ucapan sampeyan banyolan semua, seperti yang beredar di grup-grup BBM dan WA akhir-akhir ini”, ujar Mbah Mul takjub.

“Aku sudah taubat, Mbah”, jawab Mukidi.Tangannya siap memetik gitar.

“Semoga bukan tobat sambel”. Mbah Mul rebahan, siap mendengarkan nyanyian Mukidi.

Malam makin beranjak. Lelangit dihias rembulan perak. Mukidi mulai bernyanyi diiringi suara gitar. Sebuah lagu yang pernah dibawakan oleh pedangdut senior Imam S. Arifin, berjudul Tebusan Dosa.

“Kabar-kabar tentang adzab yang mengerikan
Orang-orang yang menutup mata hati dan inderanya
Berpaling dari seruan kebenaran ajaran Tuhan
Kehancuran, malapetaka baginya

Kabar-kabar tentang nikmat kemuliaan
Orang-orang yang menaklukkan nafsunya dengan taqwa
Melaksanakan seruan kebenaran ajaran Tuhan
Kedamaian, kebahagiaan baginya…”





Kamis, 11 Agustus 2016

3 Syarat Menjadi Blogger Sukses


3 Syarat Menjadi Blogger SuksesMeski sudah cukup lama menjadi seorang blogger, tapi jadi serius belajar menulis di blog itu baru sekitar dua tahunan. Entah sudah berapa puluh blog yang jadi korban dalam rentang waktu sekian tahun itu. Ada yang dihapus, ada pula yang dibiarkan terbengkalai jadi sampah dunia maya. Saat ini hanya ada tiga blog yang serius dikelola, salah satunya adalah blog yang sedang Sobat baca ini.

Rasa malas adalah penyakit teramat klasik yang kerap mengusik. Melahirkan berbagai alasan yang seakan masuk akal dalam membenarkan keengganan menulis. Padahal seorang blogger sejatinya harus memiliki banyak ide keatif dalam menulis. Toh, blog yang dibiarkan tidak akan terisi dengan sendirinya.

Kadang merasa salut untuk blogger lain yang tetap istiqomah dalam “ketaatan”, tetap semangat menulis, melahirkan ide-ide kreatif yang bisa dibagi dengan orang lain.

Apalagi jika melihat para blogger senior yang sudah punya nama dan cukup kesohor di segala penjuru dunia maya. Mereka sudah menjadi blogger sukses, istilahnya mereka sudah menjadi seleblog, kalau tidak salah. Lihatlah, tulisannya bagus-bagus, malah selalu ditunggu oleh pembaca setianya. Blognya selalu hiruk pikuk dikunjungi banyak orang. Kehadirannya selalu ditunggu di tiap kesempatan. 

Koq Bisa?
Dari hasil blogwalking, pengamatan, dan juga obrolan bersama segelintir mereka, setidaknya saya bisa mengambil beberapa kesimpulan kenapa mereka bisa sukses sebagai blogger. Meski dari itu semua, secara general bolehlah saya sebut mereka sedang menikmati buah dari berproses.

Proses yang mereka lakukan untuk menjadi seorang blogger sukses tentu amatlah panjang. Ada dua hal yang kita butuhkan untuk bisa menyamai mereka dalam mengelola blog: konten berkualitas dan loyalitas pembaca. 

3 Syarat Menjadi Blogger Sukses
Kesimpulan saya adalah untuk bisa sukses menjadi seorang blogger setidaknya kita harus memiliki tiga syarat, yaitu.

Kesabaran. 
Menjadi orang yang sabar itu sangat susah, Jenderal! Takheran, Allah Swt, memberi pahala surga untuk orang-orang yang bersabar. Betul gak? 

Sebuah blog yang sukses tercipta dari rentang waktu dan usaha yang gigih dan takkenal menyerah. Sebuah proses yang hasilnya tidak akan muncul dengan cepat dalam semalam. Sangat penting untuk menyadari ini dari awal jika memang kita mau konsen di blog.

Intinya sebuah blog yang sukses adalah upaya "jangka panjang" dan yang namanya jangka panjang tentunya kesabaran adalah modal utama dalam menajalaninya. Ini adalah salah satu kualitas yang paling penting dari seorang blogger.

Kredibilitas
Nah ini dia, sebagian besar lalu lintas dari sebuah blog yang sukses dikarenakan konten yang unik, serta kredibilitasnya. Entah mesti menyebutnya apa ya? Konten yang membangun kredibilitas atau kredibilitas yang membangun konten?

Tapi saya lebih setuju konten yang membangun kredibilitas deh. Jika kita menulis konten blog yang unik, berkualitas, bermanfaat dan kemudian berdampak membawa kebaikan kepada pengunjung maka kredibilitas akan terbangun karenanya.

Ketika kredibilitas sudah terbangun maka pengunjung akan percaya pada setiap tulisan kita, jika sudah begini maka kita memiliki pembaca setia.

Konsistensi
Selain kesabaran hal lain yang terasa berat adalah konsistensi. Kredibilitas sudah ada nih, nulis konten berkualitas sudah jago, tapi kadang kita belum mampu konsisten dalam menjalaninya. Padahal ibarat membangun rumah, konsistensi adalah proses finishingnya. Konsistensi yang menjadikannya terbentuk, layak huni dan layak dikunjungi juga dipercaya.

Dengan konsistensi kita dapat mempertahankan aliran ide menulis agar mampu terus menerus memperbaharui blog. Konsistensi dalam jadwal memposting juga bisa menjadi ciri khas kita, nantinya orang dapat menjadwalkan kunjungan mereka sendiri sesuai jadwal postingan kita. Semakin sering kita menulis, semakin banyak orang akan mengunjungi, sehingga loyalitas mereka akan tumbuh semakin kuat.

Itulah kiranya syarat menjadi blogger sukses yang merupakan kesimpulan saya dari hasil blog walking, pengamatan, obrolan, dan wangsit terhadap mereka yang telah sukses menjadi blogger. 

Namanya juga pengamatan, boleh jadi berbeda sudut pandang tiap orang. Mungkin Sobat semua punya hal lain yang menjadi syarat suksesnya seorang blogger, jangan sungkan silahkan berbagi di sini.

Salam.

Kamis, 04 Agustus 2016

Spirit of Creativity. Memacu Adrenalin Di Situ Cileunca

arung jeram situ cileunca
Bergelayun, dan melesat di seutas tali baja di atas danau. Mengarungi sungai dan jeramnya sambil teriak. Aaahhhh! Byuurrr! Itu adalah salah dua kegiatan yang dilakukan civitas Sygma Media Innovation di Situ Cileunca, pada Sabtu, 29 Juli 2016 kemarin.

Tidak hanya flying fox dan arung jeram saja, fun outing yang bertema Spirit of Creativity ini juga sebelumnya melakukan pemanasan dengan beberapa permainan kekompakan, asah konsentrasi dan kreatifitas.

------

Berangkat dari kantor di bilangan Babakan sari, Kiaracondong, sekitar jam 07 pagi. Berpuluh orang diangkut dengan 7 kendaraan pribadi. Sengaja berangkat pagi karena khawatir terjadi kemacetan di akhir pekan, apalagi tempat yang kami tuju adalah kawasan wisata.

Situ Cileunca terletak di Desa Warnasari, kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Sekitar 45 Km dari Bandung, perlu waktu sekitar 2 jam untuk mencapai lokasi. Itu kalau pakai kendaraan pribadi, kalau pakai kendaraan umum pasti lebih lama. Ga kebayang deh, sumpeh.

Tapi ga bakalan nyesel deh kalau main ke sana, suer. Sepanjang jalan selepas Banjaran kita akan disuguhi pemandangan indah khas pegunungan. Apalagi kalau sudah dekat ke Cileunca-nya, di kanan-kiri jalan terbentang kebun pinus, di kejauhannya menjulang gunung-gunung. Entah gunung apa, saya berpikir mungkin itu Gunung Tiga Jari, tempat dihukumnya Sun Go Kong, hehehe.

arung jeram situ cileunca
Pemanasan dulu dengan game yang interaktif dan kreatif
Perjalanan, kehebohan di jalan, rundown acara, dan menu makan siang tidak akan saya bahas di sini. Saya hanya akan membahas dua kegiatan yang lumayan berkesan dan membuat adrenalin saya terpacu.

Flying Fox
Ini game yang membuat saya deg-degan dan perut mules. Secara gitu lho, saya itu orang yang takut ketinggian. Eh, sekarang malah disuruh gelayutan dan melesat di ketinggian, melintasi danau pula, dari sisi satu ke sisi satunya lagi. Ada mungkin berjarak 500 meteran mah.

arung jeram cileunca
Ini dia jalurnya, mengerikan bukan?
Saya memilih giliran terakhir. Pura-puranya ngatur peserta, bantuin pasangin tali, dll. Padahal ngerasain nih jantung dag-dig-dug, dan perut mules. Saya ngebayangin;  gimana kalau ketika meluncur tiba-tiba di tengah-tengah danau berhenti. Padahal di tengah-tengahlah titik terendah tali terhadap permukaan danau. Terus, ketika berhenti gimana kalau tiba-tiba ada buaya raksasa muncul, atau anakonda yang loncat, atau gurita raksasa, atau mak Lampir, atau Karin Novilda yang loncat dari dalam air dan meluk saya. Owww...

Hingga akhirnya tibalah giliran saya. Asli deh, lutut terasa gemetar ketika menaiki tangga. Makin gemetar ketika sudah sampai di atas, makin gemetar ketika petugas memasangkan alat pengaman. 

Dan, saya didorong dengan tidak berperikemanusiaan! Dalam hitungan detik saya serasa hilang kesadaran, tidak teriak apalagi tertawa. Baru kemudian angin menyadarkan saya, dan saya harus teriak, aaahhhhh....Allahu Akbaaarrr...!

flying fox cileunca
Foto ini bukan saya, sumpah. ini Mr. Eman
Siing! Saya meluncur di atas danau berair hijau (atau biru? Entahlah, saya masih shock). Jarak 500 meter sebenarnya sebentar untuk flying fox, saya pun melihat demikian ketika orang lain melakukannya. Tapi bagi saya lumayan punya waktu untuk benar-benar menikmatinya. Saya baru benar-benar menikmati ketika sudah lebih separuhnya jarak terlewati. Kilatan air danau yang tertimpa sinar matahari laksana taburan pecahan kaca. 

Melihat ke depan, pucuk-pucuk daun bambu bergoyang. Seketika, saya teringat film Croucing Tiger Hidden Dragon, dimana ada adegan Chow Yun Fat loncat-loncatan di pucuk-pucuk pohon sambil menenteng kresek hitam berisi bala-bala dan sorabi panas.

flying fox cileunca
Menyebrang kembali. Sekarang senyum, tadinya teriak dan pucat
Jleg. Akhirnya sampai juga dengan selamat di seberang. Masih deg-degan, masih gemeteran, tapi ada kepuasan, tapi ada kesenangan. Hingga nyeberang lagi dengan perahu, tali baja dari ujung ke ujung saya tatap; gila, bisa juga gua akhirnya. Sampai lagi di seberang, kok jadi pengen naik lagi ya? 

Ternyata ketakutan itu bukan untuk dihindari tapi dihadapi.

Arung Jeram
Jujur deh, ini adalah kegiatan yang baru pertama kali saya lakukan. Seumur-umur belum pernah. Sering mendengar namanya, arung jeram, tapi belum sekalipun melakukannya. Paling banter waktu kecil, mandi di sungai menaiki batang pohon pisang yang dipasak berjejer. Itupun kalau masuk kategori arung jeram.

Wisata di situ Cileunca memang arung jeram primadonanya. Tempatnya di sungai Palayangan, yang sumber airnya adalah situ Cileunca.

flying fox cileunca
Istirahat sambil menikmati kelapa muda. Nyam..nyam..
Sebelum naik perahu, kami dibriefing dulu sama pendamping di sana. Sumpah lucu parah. Tuh si pendamping, yang ngakunya bernama Kang Raja cara menyampaikannya begitu kocak, serasa menonton Stand Up Comedy deh.

"Ingat, kalau anda kecebur atau jatuh ke sungai jangan panik. Kami sudah sediakan tim rescue di pinggir sungai. Nanti tim rescue akan melemparkan tali kepada Anda dan berteriak' Tali..tali..tali'. Ambillah ujung talinya, nanti tim reshcue akan menarik Anda. Awas, jangan salah pendengaran ya, mentang-mentang kecebur terus panik, tim rescue teriak tali..tali, eh kedengarannya tai..tai, jadi we menghindar. Susah jadinya".

arung jeram cileunca
Kang Raja in action. Menjelang arung jeram
Itu salah satu gaya menerangkan Kang Raja. Kontan membuat kami terbahak. Lumayan mengendurkan ketegangan.

Kami tidak langsung nyebur ke sungai, tapi mendayung dulu dari tepian situ Cileunca hingga pintu air. Pintu air inilah selain pengendali debit air juga sebagai hulunya sungai Palayangan. Selama mendayung ke pintu air kami banyak diberi arahan oleh pemandu bagaimana berarung jeram yang baik dan aman. Ada beberapa istilah dari pemandu yang mesti diperhatikan nantinya, misalnya boom, itu istilah yang memberitahukan kalau di depan ada jeram, kita diperintahkan untuk berpegangan dan menundukkan badan. Terus ada istilah goyang, ini dilakukan ketika perahu nyangkut di bebatuan, fungsinya agar perahu bisa bergeser dan kembali melaju. Pemandu membebaskan gaya bergoyangnya seperti apa, bisa goyang ngebor Inul Daratista, goyang gergaji Dewi Persik, goyang ngecor Uut Permatasari, atau goyang itik Zaskia Gotik. Terserah!

arung jeram cileunca
Mendayung sampai jauh. Berat juga mendayung itu ya...
Setelah sampai di pintu air, kami turun dan beramai-ramai menggotong perahu menyeberangi jalan kemudian turun ke sungai. Kurang lebih ada 6 perahu yang siap meluncur.

Bagi yang sudah terbiasa atau petualang profesional, sungai Palayangan mungkin bukan apa-apa. Tapi bagi kami, yang lebih banyak hidup di ruangan ber-AC, duduk dan menatap komputer maka ini adalah petualangan yang luar biasa.

Satu per satu perahu melaju. Saya dan tim ada di posisi ke lima. Arus air sungainya begitu besar, jernih dan dingin. Di kiri dan kanan sungai dipagari tebing tanah dan pohon-pohon pinus.

Selang beberapa saat dari depan terdengar teriakan-teriakan histeris diiringi tertawa. Dan benar saja, di depan sudah menunggu jeram. Boom! Teriak pemandu. Sontak kami menundukkan badan dan berpegangan erat dengan tali-tali di perahu. 

Dan, Byyuurrr! Perahu kami nyungsep, setengahnya ditelan jeram. Kami teriak, terutama saya, entah kenapa kami teriak. Kaget, takut, atau senang? Entahlah, seolah memang semestinya begitu. Tapi kemudian setelah lepas dari jeram kami semua tertawa.

arung jeram cileunca
Ekspresi tanpa rekayasa.
(tapi yang baju merah ga segitunya juga keless)
Badan basah, dingin mulai merayap, tapi seolah kami ketagihan meluncur di jeram. Hingga tibalah di jeram yang paling tinggi dan dalam. Namanya Curug Domba. Jangan bertanya kenapa dinamai Curug Domba. Saya juga tidak tahu.

Di jeram Curug Domba ini teriakannya paling kenceng, paling histeris, ekspresi pesertanya paling heboh (bisa dilihat di foto), paling banyak minum air. Iyalah, pas meluncur kita teriak, mulut lagi mangap berliter-liter air menerpa. Kenyang deh.

Setelah Curug Domba, jeram-jeram selanjutnya relatif landai dan tidak membahayakan. Tidak terasa dua jam sudah kami mengarungi sungai Palayangan. Dari hulu sungai hingga finish berjarak kurang lebih 5 kilometer. Setelah nyampe finish, serentak para peserta berloncatan ke sungai. Kesegaran dan kejernihan air sungainya begitu menggoda. Pengennya sih berenang terus tapi apa daya dinginnya minta ampun.

Dari pemberhetian akhir ke camping ground kami dijemput dengan mobil bak, mobil yang memang khusus menjemput para peserta arung jeram. Tadinya saya mau pulangnya naik perahu karet lagi, mendayung ke hulu, tapi sayang tidak ada petugas yang mau saya ajak mendayung. Hehehe..

arung jeram cileunca
Meskipun baju orange tapi hati tetap biru. I Love Persib #VikingOrange
Singkat cerita, acara beres sekitar jam 4 sore. Setelah makan, foto-foto, dan pembagian kaos kamipun pulang. Pulang membawa kesenangan, keseruan, kenangan, semangat sekaligus lelah. Capek dan perut kenyang adalah dua alasan tepat untuk segera tidur dalam mobil.

arung jeram cileunca
Horeee..... I'll be back!
I'll be back!
Kembali ke Bandung, kembali ke rutinitas, memupuk jenuh, menanam lelah. Hingga suatu saat nanti tiba saatnya untuk melepasnya. Dengan arung jeram lagi, flying fox lagi? Entahlah.




Minggu, 24 Juli 2016

Kalahkan Pokemon Go Dengan Permainan Tradisional

Kalahkan Pokemon Go Dengan Permainan TradisionalIni berkaitan dengan tulisan saya sebelumnya, tentang permainan Pokemon Go. Tidak memperbincangkan segala kontroversinya, tapi saya menyoroti teknologinya secara umum. Ya, betapa teknologi telah meracuni mereka. Teknologi telah merenggut anak-anak dari budaya mereka, termasuk permainan.

Coba saja tanya mereka, apakah mereka tahu permainan gasing, petak umpet, congklak, gobak sodor, lompat tali, bebentengan, adu kelereng, egrang, atau bekel? Pasti mereka tidak tahu. Anak-anak sekarang lebih familiar dengan permainan yang terinstal di smartphone mereka semacam Plant vs Zombie, Clash Royale, Alto's Adventure, Angry Birds, Clash of Clan, Getrich, Rayman Adventures, dan yang terakhir dan booming; Pokemon Go.

Permainan  tradisional adalah permainan anak-anak zaman dulu yang sudah berumur puluhan bahkan ratusan tahun. Kebanyakan permainan tradisional dilakukan dengan cara berkelompok. Ini dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat zaman dulu yang banyak mengarahkan dan menuntun anak-anak pada kegiatan sosial dan kebersamaan yang tinggi.


Permainan tradisional merupakan kekayaan budaya lokal yang seharusnya dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani  dan karakter anak, tapi justru tergeser dengan munculnya berbagai permainan yang dapat diunduh secara online di komputer atau gadget.

Orang-orang zaman dulu tidak sembarangan dalam menciptakan aneka permainan bagi anak-anak mereka. Permainan yang tercipta tentunya sarat makna dan nilai-nilai budaya  yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia.


Sedangkan aneka permainan yang berbasis teknologi dan sekarang marak diunduh via smartphone adalah permainan yang tidak berdasarkan budaya. Kalau pun ada yang berbasis budaya, maka budayanya sangat tidak sesuai dengan budaya dan karakter kita.

Minim Narasumber
Meski begitu kita tidak seharusnya menyalahkan anak-anak kita atas ketidaktahuan mereka dengan aneka permainan tradisonal itu. Ada faktor yang menyebabkan kenapa permainan tradisional tidak populer di dunia anak-anak sekarang. 

Menurut Zainal Alif dari Komunitas Hong, tidak adanya nara sumber (orang tua atau dewasa) yang mengajari mereka permainan tradisional dan keterbatasan bahan-bahan yang digunakan adalah faktor penyebabnya.

Para orang tua zaman sekarang kebanyakan adalah para pekerja yang banyak kesibukan. Pemberian smartphone atau gadget dianggap lumrah sebagai konpensasi mereka akan ketiadaan waktu bersama anak-anak. Ini pula faktor yang menyebabkan anak-anak lebih akrab dengan permainan modern daripada permainan tradisional.

Nilai Positif Permainan Tradisional
Banyak nilai-nilai positif yang bisa didapatkan dari permainan tradisional yang bisa menjadi dasar pembentukan karakter anak. 
  1. Anak mudah beradaptasi, imajinatif dan kreatif
  2. Melatih ketrampilan sosialisasi dan negosiasi 
  3. Mensimulasikan peran sosial dalam masyarakat
  4. Membiasakan aktivitas fisik
  5. Belajar menerima kekalahan dengan lapang dada

Nah, menimbang begitu besarnya manfaat permainan tradisional buat anak mungkin kini saatnya para orang tua untuk mulai mengajarkannya kepada anak-anak Anda. Ya, sekaligus bernostalia, mengingat masa-masa kecil dulu. Menyenangkan bukan?

Dengan menceritakan dan mengajarkan aneka permainan tradisional pada anak-anak maka kita telah melakukan tiga hal sekaligus. Pertama, melestarikan budaya bangsa. Kedua, membentuk jiwa,  dan karakter anak dengan "ruh" bangsa sendiri, dan Ketiga mempererat hubungan anak dn orangtua yang terenggut dengan smartphone dan gadget.

Siapa tahu dengan permainan tradisional ini Pokemon Go dapat terkalahkan!

Apa saja permainan tradisional yang Anda tahu? Berbagi yuk!

Kamis, 21 Juli 2016

Pokemon Go. Negatif vs Positif dan Keresahan Orang Tua

http://tuturahmad.blogspot.co.id/

Pokemon Go. Negatif vs Positif dan Keresahan Orang Tua - Beberapa waktu belakangan ini kita banyak dihebohkan dengan pemberitaan tentang Pokemon Go. Apa itu Pokemon Go?  Pokemon Go adalah sebuah permainan realitas dalam Android yang dikembangkan oleh Niantic, sebuah perusahaan sempalan milik Google. Meski saat ini versi resminya baru terbatas di negara seperti Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru dan Jerman. 

Di Indonesia Pokemon Go sebenarnya belum rilis, tapi sebagaian orang sudah ada yang bisa memainkannya. Mereka dapat mengunduhnya dari situs-situs aplikasi dan game.

Konon dalam 24 jam setelah rilis, Pokemon Go mampu meraih posisi Top Grossing (Paling Populer) di klasemen App Store. Pokemon Go juga menjadi game tercepat untuk masuk jajaran atas pada App Store dan Google Play, mengalahkan Clash Royale. Pada tanggal 13 Juli 2016 saja, Pokemon Go telah diunduh sebanyak 15 juta kali!

Negatif vs Positif
Setiap sesuatu yang dihasilkan baik itu produk fisik atau sebuah keputusan pastinya akan menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, tak terkecuali Pokemon Go.

Ada yang menilainya dari kacamata agama, psikologis, sosial, kesehatan, maupun bisnis. Sah- sah saja sih, setiap orang bebas menilai dan berargumen sesuai cara pandang dia terhadap masalah itu.

Bagi orang yang berpandangan negatif maka Pokemon Go akan dilihat jauh dari kata manfaat, baik bagi kesehatan, psikologi, sosial, terlebih manfaat secara religiusitas. 

Memang apa manfaatnya sih, jalan ke sana ke mari, grusak grusuk mantengin Hape nyari-nyari monster? Yang jelas itu membahayakan, apa lagi kalau nyari monsternya di jalan raya. Secara produktifitas kerja, para pencari monster itu jauh dari kata produktif. Dari sisi agama apa lagi, mereka menghabiskan waktu untuk sesuatu yang sia-sia, tidak syar'i, belum lagi tokoh-tokoh Pokemon jauh dari Islami dan banyak menampilkan simbol Zionis.

Bermain Pokemon Go dalam waktu lama sangat tidak baik bagi kesehatan dan psikologis seseorang. Seorang yang terlalu lama bermain Pokemon Go akan mengalami penurunan kecerdasan, kehilangan kepekaan sosial,etika dan empati, abai dengan hal lain, emosi yang tidak stabil, dan kelelahan.

Menurut pengamat sosial dari UGM Derajad Widhyarto, wabah Pokemon Go menimbulkan efek Pseudo Sosial yaitu sebuah keadaan yang membuat orang seolah-olah berinteraksi sosial padahal kenyataanya tidak.

Bayangin aja, meski yang memainkannya banyakan, hilir mudik orang, apakah mereka saling kenal dan berinteraksi? Tidak. Mereka fokus pada smartphone mereka masing-masing.

Lain yang negatif (tidak suka) maka lain lagi dengan yang positif (suka). Bagi orang-orang yang menyukai game Pokemon Go mereka pun memiliki segudang alasan kenapa mereka menyukai game ini.

Game Pokemon Go bukanlah bentuk game yang mengajak pemainnya diam duduk dan mengurung diri di kamar. Permainan ini mengajak pemainnya aktif berjalan dan menjelajah di luar ruangan guna menangkap monster. Berjalan merupakan aktivitas fisik yang dapat berdampak positif bagi kesehatan manusia secara keseluruhan.

Bagi penderita stress dan depresi, Pokemon Go setidaknya bisa dijadikan terapi dalam mengurangi gejalanya. Penderita depresi biasanya merasa tidak dapat bersatu dengan lingkungan sosial mereka, akan tetapi dengan memainkan Pokemon Go mereka akan dapat memulai berinteraksi dengan orang lain. Bisa dengan bertanya kepada pemain lain tentang cara memainkannya atau strategi menangkap sang monster.

Hal itu bisa disebut sebagai terapi perilaku Kognitif dimana pola pikir individu dapat merubah perilaku orang tersebut. Orang yang depresi pada dasarnya cenderung pemalu, dengan ikut bermain Pokemon Go maka ia akan terpancing untuk memulai pembicaraan baru dan itu merupakan hal positif bagi kehidupan sosialnya.

Dengan berjalan-jalan di luar ruangan mencari monster mampu meringankan beban pikiran, setidaknya mampu mengalihkan pikiran dari permasalahan yang ada; beban hidup, pekerjaan, kesenjangan sosial, dan lain sebagainya.

Pokemon Go mungkin digandrungi bukan karena kecanggihan teknologinya, tapi karena menawarkan realitas baru yang menyelamatkan kita dari jerat rutinitas yang membosankan.

Bagi anak-anak, bermain Pokemon Go dengan waktu yang terkontrol mampu memberikan efek positif bagi perkembangan anak. Anak akan lebih bersemangat dalam mencapai kemenangan. Memiliki strategi dalam pemecahan masalah, dan kepercayaan diri dalam berinterkasi dengan lingkungan sosialnya.

Sikap Orang Tua
Saya sendiri sebagai orang tua lebih memilih toleran. Toleran disini bukan berarti memberikan kebebasan tapi memberikan kesempatan dan waktu bermain (termasuk Pokemon Go) dengan pengawasan atau kontrol. 

Pendampingan orang tua saat anak-anaknya bermain game di gadget sangat diperlukan. Ada hal-hal, seperti karakter, aturan main, dan cara bermain yang perlu penjelasan dari orang dewasa terhadap mereka. Biar bagaimanapun anak-anak kita sedang memainkan peran dalam dunia yang tidak nyata.

Biarkan mereka tahu dan mencoba sesuatu yang memang hadir di masanya selama itu tidak membahayakan mereka secara fisik dan akidah.

Adanya pro dan kontra Pokemon Go bisa dijadikan bahan diskusi antara kita sebagai orang tua dan anak-anak. Jelaskan kepada mereka kenapa banyak yang menolak dan kenapa banyak pula yang menyukainya. Biarkan mereka menilai dua kubu yang bersebrangan ini. Meski pemahaman akhir kitalah yang menentukan.

Yang perlu dilakukan oleh kita, saya misalnya, adalah memastikan lokasi tempat bermain Pokemon Go yang aman, sudah dikenali, dekat dengan rumah, dan bermain bersama-sama orang yang sudah dikenal.

Selanjutnya adalah batasan waktu. Saya akan membatasi waktu bermainnya tidak lebih dari dua jam. Karena kalau lebih dari dua jam akan sangat tidak baik bagi mereka.

Mendampingi mereka bermain, memberikan batasan waktu untuk bermain dan mengingatkan mereka bahwa masih ada kegiatan lain yang lebih penting dari Pokemon Go setidaknya lebih bijaksana ketimbang kita melarang mereka melakukan seuatu tanpa alasan yang jelas.

Kesimpulan
Apapun jika dilakukan secara berlebih maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik. Pun begitu dengan game Pokemon Go.

Membiarkan anak-anak kita memainkannya dengan bebas, tanpa bimbingan atau pengawasan, dan tanpa batasan waktu akan sangat membahayakan baik terhadap kesehatan, fisik, mental, kecerdasan, emosi dan kehidupan sosialnya.

Begitupun sebaliknya, jika kita mengekangnya, melarangnya tanpa mau menerangkan apa penyebab kita melarangnya maka akan menimbulkan rasa ketidakpercayaan mereka kepada kita, sikap memberontak, dendam, berbohong, dan tidak percaya diri.

Dampingi putra dan putri kita dalam tumbuh kembangnya bersama dunia yang memang berbeda dengan dunia kita dulu. Jangan paksa mereka melakukan apa yang kita lakukan dulu. Dunia bergerak maju, bukan mundur.

Ikuti perkembangan teknologi sehingga kita akan lebih tahu dari mereka, sehingga kita bisa membimbing mereka dengan benar.

Dan yang tidak kalah penting adalah menciptakan kegiatan-kegiatan positif dalam keluarga. Misalkan; memasak bersama, menghafal Al Quran bersama, berkebun, hikking, dll. 

Anak-anak yang disibukkan dengan kegiatan positif insya Allah tidak akan menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak berguna.

Selamat menjadi orang tua super!


WAJIB TAHU! INILAH CARA MENGETAHUI MADU YANG ASLI

Cara membedakan madu yang asli Meski madu bisa dibeli di banyak tempat, nyatanya tidak semua madu yang ditawarkan adalah madu asli. Banyak o...